PALU – Koalisi Masyarakat Sipil, Sulteng Bergerak meminta pihak Polda Sulteng agar menglarifikasi beredarnya pesan WhatshApp yang menyebutkan bahwa Fredy Onora akan melakukan provokasi pada aksi unjuk rasa Mahasiswa se-Kota Palu (MAHKOTA), Kamis (22/10) mendatang.
Fredy sendiri adalah Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Sulteng Bergerak
“Pesan itu telah memojokkan dan merusak nama baiknya (Fredy),” kata Koordinator Sulteng Bergerak, Adriansa Manu, Senin (26/10).
Pihaknya menduga kuat, pesan yang beredar di WhatshApp dibuat oleh intelijen polisi dan sengaja disebar untuk merusak citra baik stafnya.
“Jika pun dugaan kami salah, kami juga berharap agar pihak Polda Sulteng tetap memberi klarifikasi ke publik melalui media,” kata dia.
Ia menyebutkan, bahwa selama ini stafnya tidak pernah melakukan provokasi sebagaimana yang disampaikan dalam pesan WhatshApp tersebut.
“Fredy memang terlibat dalam aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law, tetapi tidak pernah ada niat mengarahkan massa aksi melakukan tindakan anarkis seperti yang dituduhkan dalam pesan WhatshApp tersebut,” tegasnya
Ia menambahkan, kehadiran Fredy Onora dalam konsolidasi mahasiswa merupakan bagian dari tugas yang diembankan Sulteng Bergerak, sebagai respon terhadap pengesahan Undang-Undang Omnibus Law.
Adriansa, berharap agar masyarakat tidak ikut-ikutan menyebarkan pesan yang menurutnya hoax. Sebab, dengan ikut menyebarkan pesan tersebut, berarti juga ikut berkontribusi menyebarkan berita bohong ke publik.
Ketika dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol. Didik Supranoto, mengatakan, dari hasil koordinasi dengan Dit Intelkam, tidak ada laporan dari intel terkait dengan hal itu.
“Mungkin ada pihak-pihak lain yang sengaja mengatasnamakan intel. Tulisan seperti itukan bisa dibuat siapa saja, sengaja untuk memojokkan polisi,” tutupnya.
Reporter: Ikram
Editor: Nanang