PALU- Koalisi Masyarakat Sipil, Posko #SultengBergerak mengkritik serta memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan.
Koordinator Posko #SultengBergerak, Doni Moidady mengatakan, sejak awal pemerintah daerah tidak membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau.
Kemudian kata dia, memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa serta peningkatan kemampuan menghadapi bencana.
“Mitigasi harus dilakukan, lokasi amant sunami, peta liquifaksi dan tempat evakuasi sementara bagi Penyintas,” kata Doni di Posko #SultengBergerak, di Jalan Rajawali No24, Selasa (30/10) dua hari lalu.
Dia mengatakan, para ahli telah banyak melakukan penelitian dan ekspedisi terkait sesar Palu-Koro, kajian dan penelitian tentang potensi likuifaksi dilakukan tahun 2010 oleh Badan Geologi kementerian ESDM, dengan rekomendasi, untuk penataan ruang terhadap kawasan pemukiman, industri, dan bangunan vital lainya sebaiknya ditempatkan pada area yang memiliki indeks likuifaksi rendah
Namun kata dia, semua hasil kajian para ahli diabaikan, untuk itu pemerintah daerah harus mengkaji kembali rencana tata ruang wilayah dengan memasukan hasil kajian ilmiah yang telah banyak dipublikasi oleh para akademisi.
Dia menambahkan, pemerintah Sulteng tidak memiliki anggaran penanggulangan bencana dalam masa transisi menuju recovery dan rekonstruksi. Sebaiknya dalam menuju masa transisi pemerintah daerah merelokasi dana APBD. Selain itu juga ada kebijakan khusus (sifatnya darurat) terkait pendanaan rehap dan rekontruksi.
Direktur Eksekutif Walhi Sulteng, Abdul Haris mengatakan pemerintah harus segera menyusun dan merevisi tata ruang, berkaitan dengan beberapa lokasi terdampak yang berada di jalur patahan sesar Palu-Koro.
Kemudian katanya lagi, Pemprov harus mendorong pengativasian ekonomi kecil mikro, di mana masyarakat semua bisa terlibat. Selain itu, segera melakukan review kurikulum pendidikan didalamnya ada pendidikan kebencanaan.
Posko Induk # Sulteng Bergerak WALHI, Kemitraan, KPA, AMAN, Solidaritas Perempuan, YAPPIKA, ActionaAld, Greenpeace Indonesia, HaRI Institute, Institute Hijau Indonesia, Auriga, NTFP, KIARA, KNTI, Bingkai Indonesia, JATAM, PWYP, Sheep Indonesia, Pena Bulu, KPPA, YMP, Bonebula, SP Palu, PBHR, YTM dan Posko Relawan Gorontalo). (IKRAM)