PALU – Mantan penjabat Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulteng pasca bencana, Tenny C. Soriton akhirnya dilantik di Jakarta, tanggal 20 Maret 2020, sebagai kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

“Saya di BKKBN Sulteng sejak tahun 1988 atau  sudah 31 tahun. Sehingga saya merasa Sulteng adalah rumahnya, terlebih isteri asal Kota Palu dan anak-anaknya lahir dan besar di Kota Palu,” aku Tenny, di Kantor Perwakilan BKKBN Sulteng, Selasa (24/03).

Selama menjalankan tugas di Sulteng, Tenny mengaku melewati banyak tantangan saat menjalankan program Keluarga Berencana (KB).. Meski demikian, dia bersyukur pemahaman masyarakat Sulteng terkait program KB sangat baik.

“Pemahaman masyarakat Sulteng itu sangat baik, dari hasil capaian program tahun ketahun meningkat baik, dan bisa menyesuaikan dengan provinsi-provinsi yang lebih dulu melaksanakaan program ini,” ujarnya.

Jelang kepergiannya ke Kalbar, Tenny berpesan kepada rekan-rekannya di BKKBN Sulteng sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat, untuk melaksanakan tugas dengan baik dalam mendukung program nasional. 

“Kepada teman-teman di Sulteng, program KB adalah program nasional, mari kita bekerja dengan sunggug-sungguh,  kinerja kita dinilai bukan dari seberapa sering masuk kantor, tetapi kinerja kita dinilai dari hasil pekerjaan yang kita lakukan berjalan atau tidak. Karena diharapkan program KB itu bisa mensejahterakan masyarakat di Sulteng,” terangnya.

31 tahun di Sulteng, Tenny mengaku dalam mejalankan tugas di Sulteng harus memiliki kemauan, dan mental kerja keras, karena memiliki kondisi geografis yang berbeda dengan daerah lain. 

“Geografis kita cukup luas, dengan 13 kabupaten/kota, ada dua daerah kepulauan yang membutuhkan kemampuan dari kita, bagaimana bisa mengembangkan program ini dengan baik. Kalau kita memiliki kemauan dan mental yang baik, itu bukan jadi persoalan tapi  menjadi tantangan,” akunya.

Dia menilai, penerimaan masyarakat Sulteng  atas program KB itu sangat baik sekali. Hal itu dilihat dari langkah pertumbuhan masyarakat menurun signifikan.

“Ada penurunan signifikan, itu tandanya masyarakat masih menerima dengan baik program KB,” terangnya.

Selama di Sulteng, Tenny menyebutkan, sejak pencanangan  program kampung KB mulai tahun 2016 hingga 2018, BKKBN telah meresmikan 174 kampung KB percontohan disetiap kecamatan di Sulteng.

“Setiap kecamatan satu kampung KB yang kami canangkan, tetapi ada kabupaten/kota yang sadar akan pentingnya program itu, maka berinisiatif membiayai sendiri. Sehingga ada satu kecamatan sampai dua, tergantung dari Pemerintah daerahnya,”

Dari seluruh kampung KB itu, ada beberapa saja yang berjalan efektif sesuai tujunnya, salah satunya di Kota Palu.

“Jadi  memang tidak semua juga berjalan dengan baik, karena ada beberapa yang tidak mendapat dukungan baik dari Pemdanya, karena harus ada integrasi antar instansi, bukan cuman BKKBN. Kalau betul-betul Pemda mendukung pasti berjalan, tapi boleh dikata persentasenya besar berjalan. Termasuk di Kota Palu, setiap kecamatan berjalan dengan baik, seperti di jalan bakso dan Pantoloan Boya.  Pastinya komitmen kedepannya akan terjadi perkembangan yang baik, apalagi kepala Perwakilan BKKBN sekarang, ibu Maria Ernawati,  tentunya memiliki komitmen yang tinggi  karena sudah mempunyai pengalaman yang banyak dari Jawa Timur,” tandasnya. (YAMIN)