SIGI- Sekolah Sukma Bangsa Sigi menggelar Open House Sukma Competition Of Culture, Education and Sport (Succes), bertempat di sekolah tersebut, Jalan Poros Kaleke, Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulteng, Rabu (22/2).
Kegiatan open house Sukma Succes dibuka oleh Bupati Sigi Moh Irwan Lapata, dengan tema “Melalui Sukma Competition of Culture, Education, and Sport (SUCCES) Expelliarmus, Kita Kembangkan dan Ekspresikan Potensi Intelektualitas, Karya dan Bakat”.
Selain itu, dalam kegiatan open house, diselenggarakan berbagai kegiatan seperti lomba mewarnai untuk tingkat PAUD/TK dengan jumlah 225 peserta, lomba menggambar untuk tingkat SD/MI, lomba tari kreasi dan tari daerah untuk tingkat SMP/MTs dan SMA/MA berjumlah 12 group, Tes TOEFL untuk UMUM, selain itu juga ada Seminar Hari Pers Nasional, Seminar Kesehatan dan Seminar Anti Narkoba.
Berbagai pameran ikut memeriahkan selama kegiatan Open House, di antaranya pameran UMKM Kabupaten Sigi berjumlah 30 peserta, Perpustakaan Keliling dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Sigi, Bazar Buku dari Tiga Serangkai dan Gramedia, Pameran kesehatan dari Prodia, Bank Syariah Indonesia cabang Palu, dan berbagai macam pameran dari masyarakat
Dewan Pengawas Yayasan Sukma Prof Ratno Lukito mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin dilakukan oleh Sukma bangsa di Aceh maupun Sigi.
“Untuk mendukung dan intropeksi kegiatan kependidikan kita lakukan,” ucap Lukito turut didampingi Direktur Sukma Bangsa Sigi Nurhayati.
Dengan begitu kata dia, aparat pemerintah bisa bersatu dengan para dermawan dan bersama Sukma bangsa melakukan pendidikan. Sebab pendidikan merupakan amanat bangsa harus dilakukan.
Ia menyebutkan, kegiatan seperti ini sederhana dan sangat membanggakan. Hal itu bisa dilihat, pada anak-anak yang dilatih masing-masing sekolah. Hanya dalam waktu dua pekan sudah bisa tampil membawakan tarian dan kebudayaan daerah lain, serta menumbuhkan semangat belajar mereka di sini.
“Ini juga sebagai hiburan bagi mereka agar tidak jenuh sekolah terus. Tapi ada event-event tertentu meningkatkan keseriusan siswa dalam belajar,” katanya mengakhiri.
Direktur Sukma Bangsa Sigi Nurhayati mengatakan, kegiatan ini mengundang seluruh masyarakat pada dasarnya, terutama dari akademisi dan sekolah-sekolah ada di provinsi Sulteng untuk ikut menyumbangkan kreativitas mereka.
“Baik dalam bentuk budaya maupun potensi akademik pendidikan dan kreativitas olahraga,” bebernya.
Olehnya menurutnya, acara ini dirancang untuk menampilkan seluruh kreativitas siswa selama ini, yang ada dalam program ekstrakurikuler sekolah masing-masing untuk diperlombakan.
“Sehingga kita sama-sama tahu seperti apa bentuk asimilasi budaya dan seterusnya yang bisa dipertontonkan di sini (Succes) dan menjadi nilai tambah dan mengangkat kearifan lokal ada di Sulteng,” paparnya.
Ia menambahkan, Sekolah Sukma Bangsa Sigi memiliki empat workshop telah terselenggara kurun dua tahun ajaran ini. Diantaranya workshop perbengkelan, perkebunan, kriya kayu dan workshop ICT dan Art design workshop.Dan ada satu program sekolah yaitu Green school Project.
“Jadi kita di sini sebenarnya mengurangi penggunaan sampah plastik. Kalaupun ada kita daur ulang. Sampah kertaspun demikian, kalaupun ada kita daur ulang,” katanya.
Sehingga terjadilah produk-produk seperti ecobrick, seperti meja, kursi dan juga ada kreativitas kertas daur ulang dan produk workshop lainnya.
Bupati Sigi Moh Irwan Lapata sangat mengapresiasi dilakukan Sukma Bangsa. Hal ini berkaitan dengan program dan visi misi Kabupaten Sigi, program “masagena” berkaitan dengan pendidikan anak-anak kurang mampu.
“Dan apa dilakukan Sukma bangsa Sigit sangat luar biasa sebab anak-anak dibiayai bukan orang-orang berprestasi. Tapi orang-orang tidak punya kemampuan keuangan, inilah direkrut Sukma Bangsa,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, ada beberapa Kecamatan di kabupaten Sigi masih terisolir. Anak-anak belum bisa mengakses pendidikan sekitar 15 persen dan terus didorong dengan penguatan program di Pemda Sigi.
“Tentunya Sukma Bangsa ini menjadi bagian dari penguatan -penguatan program ada di Pemda Sigi,” ujarnya.
Misalnya ujar dia, di Pemda Sigi ada anak-anak kurang mampu muslim dan kristiani dibagi dalam ruang moderasi beragama.
“Sepuluh muslim putra/putri kita dorong ke pesantren Madinatul Ilmi Dolo, begitupun putra/putri kristiani tidak mampu kita dorong di Sekolah Bala Keselamatan. Disekolahkan dan dibiayai Pemda sampai selesai,” sebutnya.
Dengan harapan, ungkapnya, mereka bisa melanjutkan ke tempat lain dengan tetap dibiayai oleh Pemda. Tentunya Sukma Bangsa bisa menjadi bagian dari semua ini.
“Seperti usulan dirinya kepada Sukma Bangsa ada jatah 50 orang untuk anak-anak di Kabupaten Sigi memiliki keterbatasan keuangan, ekonomi bisa direkrut oleh Sukma Bangsa dan semoga Sukma Bangsa bisa menyahutinya,” pungkasnya.
Reporter: IKRAM/Editor: NANANG