PALU – Angka stunting di Sulawesi Tengah (Sulteng) masih di atas rata-rata nasional. Meski trennya menurun, Pemerintah Provinsi tak ingin tinggal diam.
Lewat Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Bangga Kencana 2025, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulteng mengajak semua pemangku kepentingan untuk bersatu menuntaskan masalah kesehatan keluarga yang mendasar ini.
Rakorda ini menjadi panggung sinergi antara pemerintah, legislatif, akademisi, dunia usaha, hingga media dan masyarakat.
“Penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara sektoral. Ini butuh kerja sama semua pihak,” tegas Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK, M.Kes, saat membuka Rakorda, di Hotel Best Western Plus Coco Palu, Selasa (8/7).
Data terbaru menunjukkan prevalensi stunting di Sulteng turun dari 28,2 persen (2022) menjadi 26,1 persen (2024). Meski membaik, angka ini masih jauh di atas rata-rata nasional yang kini berada di angka 19,8 persen.
Tak hanya soal gizi buruk, tantangan lain juga mencuat, 13,8 persen pasangan usia subur belum mendapatkan layanan KB yang memadai. Di sisi lain, angka pernikahan dini masih tercatat 0,73 persen.
“Dua hal ini dinilai berkontribusi besar terhadap persoalan stunting dan rendahnya kualitas kesehatan ibu dan anak,” kata Reny.
Wagub juga menyoroti pentingnya penguatan layanan dasar melalui posyandu dan edukasi langsung ke masyarakat.
“Keluarga harus menjadi aktor utama pembangunan kesehatan. Itulah semangat Bangga Kencana,” ucapnya.
Kata Wagub, Program Bangga Kencana sendiri menjadi instrumen penting dalam membangun keluarga berkualitas, sejalan dengan misi “Berani Cerdas” dan “Berani Sehat” menuju Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C. Soriton, dalam keterangannya menyebut bahwa pihaknya terus mendorong intervensi berbasis data. Pendataan Keluarga 2024 (PK24) mencatat adanya 789.377 keluarga di Sulteng, dengan 431.185 pasangan usia subur.
“Kami terus mengembangkan strategi yang adaptif dan kolaboratif, terutama dalam menyasar kelompok rentan seperti remaja, ibu hamil, dan keluarga prasejahtera,” ujarnya.
Rakorda ini juga dihadiri Ketua DPRD Provinsi Sulteng, Muhammad Arus Abdul Karim, unsur Forkopimda, jajaran Pemprov Sulteng, serta berbagai pemangku kepentingan yang turut berkomitmen dalam mendukung percepatan penurunan stunting dan penguatan ketahanan keluarga di daerah ini.