PALU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu mencatat jumlah angka stunting yang mencapai 1.318 kasus sepanjang Januari hingga Agustus 2025.

Data sementara menunjukkan, Kecamatan Mantikulore menempati posisi tertinggi dengan jumlah 245 kasus, disusul Kecamatan Taweli sebanyak 222 kasus, dan Kecamatan Ulujadi dengan 203 kasus.

Selanjutnya, Kecamatan Palu Selatan 184 kasus, Palu Barat 95 kasus, Palu Utara 100 kasus, Tatanga 100 kasus, serta Palu Timur 89 kasus.

Penanggung Jawab Program Gizi, Dinkes Kota Palu, Arli Oriesta, menjelaskan, angka tersebut masih bersifat awal dan belum dapat disimpulkan penyebab pastinya.

“Diperlukan analisis lanjutan dengan memilah berdasarkan kelompok usia anak dan faktor penyebab utama,” ujarnya.

Kata dia, faktor risiko yang diduga memengaruhi kasus stunting, di antaranya gizi sejak masa kehamilan, kondisi kesehatan ibu, ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta pola asuh dan akses layanan kesehatan.

Arli menekankan, pengukuran tinggi badan anak tidak dapat dilakukan secara visual semata, melainkan dengan standar resmi kemudian diolah dalam aplikasi khusus untuk menentukan status gizi anak.

Arli mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Palu melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kini tengah mengintensifkan upaya pencegahan secara lintas sektor.

Selain Dinke, tim ini juga melibatkan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, serta Dinas Sosial.

Kata dia, program yang dijalankan antara lain pemantauan ibu hamil minimal delapan kali selama masa kehamilan, pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil, dan imunisasi lengkap serta pemberian vitamin A bagi anak.

“Edukasi pola makan bergizi dan promosi hidup bersih sehat, Olahraga ringan untuk ibu hamil. Peningkatan akses air bersih dan sanitasi melalui kerja sama lintas dinas,” pungkasnya.