Oleh: Dr. Khairan Muhammad Arif, M.Ed
Pada tlisan pertama tulisan ini, telah menjelaskan Prinsip-prinsip Pemikiran Islam Guru Tua di Nusantara, pertama adalah Rabbaniyatul Manhaj, kedua adalah Ilmiyatul Manhaj dan ketiga adalah:
3. Fikroh Qaumiyah
Diantara Prinsip-prinsip pemikiran Islam yang diajarkan dan didakwahkan oleh Guru Tua kepada Umat Islam di indonesia, khususnya di daerah Sulawesi Tengah, adalah Fikroh Qaumiyah.
Fikroh Qaumiyah adalah konsep pemikiran bahwa Islam adalah agama yang mengakomodir dan menjunjung tinggi pembelaan terhadap tanah air dan geopolitik, serta iklim wilayah sebuah negeri yang menjadi wilayah hidupnya umat Islam dan berkembangnya dakwah islamiyah. Islam mendorong untuk membela negeri Islam, sehingga banyak ayat yang menjelaskan keistimewaan sebuah negeri dan kewajiban membelanya. Allah swt berfirman:
(لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ)
“Sungguh, bagi Kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), ‘Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. (QS.Saba’: 15).
Ayat Ini menjelaskan bagaiman negeri yang baik adalah negeri yang subur, namun juga penduduknya sholeh dan mendapat ampunan dari Allah Swt.
Allah swt ketika menjelaskan tentang suksesnya Nabi Yusuf as menguasai negeri Mesir, Allah swt menerangkan bahwa Mesir menjadi negeri yang aman bagi keluarganya dan orang tuanya.
(فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَىٰ يُوسُفَ آوَىٰ إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوا مِصْرَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ)
“Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia merangkul (dan menyiapkan tempat untuk) kedua orang tuanya seraya berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.”(QS. Yusuf: 99)
Nabi saw saat diusir oleh penduduk Makkah kemudian hijrah ke Madinah, beliau bersabda:
Wahai Makkah, bila pendudukmu tidak mengusirku, maka aku tidak akan meninggalkanmu selamanya”.
Kecintaan pada negeri atau nasionalisme, adalah bagian yang tak terpisahkan dengan iman .
Guru Tua adalah seorang ulama yang paling konsen pada kecintaan dan pembelaan pada negeri dan nasionalisme. Dalam syairnya Guru Tua menyatakan kegembiraannya atas kemerdekaan Indonesia berkata:
راية العز رفرفي في سمآء * أرضها وجبالها خضرآء
Berkibarlah bendera kemuliaan di angkasa * Daratan dan gunung-gunungnya hijau.
إن يوم طلوعها يوم فخر * عظمته الأبآء والأبنآء
Sungguh hari kebangkitannya adalah hari kebanggaan * Orang-orang tua dan anak-anak memuliakannya.
كل عام يكون لليوم ذكرى * يظهر الشكر فيها والثنآء
Tiap tahun hari itu menjadi peringatan * Muncul rasa syukur dan pujian-pujian padanya.
كل أمة لها رمز عز * ورمز عزنا الحمراء والبيضآء
Tiap bangsa memiliki simbol kemuliaan * Dan simbol kemuliaan kami adalah merah dan putih.
Guru Tua walaupun beliau aslinya adalah dari negeri Yaman, namun kecintaan beliau sangat besar terhadap Indonesia.
Bersambung..
* Penulis Adalah Alumni Madrasah Aliyah Alkhairaat Pusat Palu, Dosen PNS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pascasarjana UIA Jakarta
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.