Penulis : Dr. Lindanur Sipatu, S.Kep.,Ns, MM*
Sayyid Habib Idrus Bin Salim Al-Jufri merupakan tokoh besar yang sangat terkenal, pendiri lembaga pendidikan Alkhairaat yang berpusat di Palu, Sulawesi Tengah.
Sayyid Habib Idrus Bin Salim Al-Jufri diberikan gelar Guru Tua, yang bermakna “Gurunya Guru”. Gelar ini diberikan oleh masyarakat Kaili (suku yang ada di Palu) sebagai penghargaan tertinggi dan merupakan gelar kehormatan khusus, karena hanya diberikan kepada orang yang memiliki ilmu duniawi dan ilmu ukhrawi yang diajarkan kepada orang lain.
Kepemimpinan Sayyid Idrus selama ± 40 tahun (1930-1969), telah berhasil mengembangkan perguruan Islam Alkhairaat di seluruh Indonesia, khususnya bagian Indonesia Timur.
Perguruan Alkhairaat bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan usaha sosial kemasyarakatan. Guru Tua mendirikan pendidikan Alkhairaat, sebagai basis perlawanan intelektual terhadap penjajahan Belanda dan Jepang, serta untuk memberdayakan dan membebaskan rakyat Indonesia dari kemiskinan dan kebodohan.
Guru Tua berkeyakinan bahwa rakyat yang berpendidikan akan menemukan jalan untuk mengusir penjajah (Yanggo et al., 2014).
Pendidikan Islam Alkhairaat bertujuan membentuk insan muslim Indonesia yang Pancasilais, cerdas, arif, bijaksana dan bertanggung jawab terhadap pembangunan agama, bangsa dan negara.
Hal ini diharapkan dapat menunjang terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Alkhairaat merupakan lembaga swasta yang bermitra dengan pemerintah, bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial. Lembaga ini tidak berafiliasi pada kelompok manapun, namun landasannya bersifat agamis dan sasarannya adalah membangun watak manusia (Yanggo et al., 2014).
Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh peran penting sumber daya manusianya (Kaur, 2016). Salah satu strategi organisasi dalam pengelolaan sumber daya manusia adalah memberikan perhatian dan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam setiap kegiatan organisasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi serta berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi (Allam & Shaik, 2020; Wibowo, 2016).
Salah satu strategi pengembangan Sumber Daya Manusia yang diterapkan Guru Tua adalah pemberdayaan sumber daya manusia (pendekatan bottom-up).
Wibowo (2016) menyatakan bahwa pendekatan ini lebih efektif dibandingkan pendekatan yang terlalu bersifat top-up. Hal ini dikarenakan pendekatan top-up dianggap kurang mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi sumber daya manusia.
Berbeda halnya dengan pendekatan bottom-up, yaitu mendorong agar lebih terlibat dalam keputusan dan aktifitas yang mempengaruhi pekerjaan mereka. Para anggota organisasi diberikan kesempatan untuk memberikan gagasan baik dan mempunyai keterampilan untuk mewujudkan gagasannya menjadi realitas.
Pemberdayaan dapat meningkatkan self efficacy (rasa percaya diri). Self efficacy merupakan perasaan seseorang yang mengganggap dirinya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya, namun self efficacy harus didukung oleh kemampuan intelektual.
Pemberdayaan dapat menjadikan seseorang menjadi lebih berkemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan cara memberikan kepercayaan dan kewenangan sehingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan meningkatkan kinerjanya (Wibowo, 2016).
Konsep pemberdayaan dapat dikembangkan lebih baik lagi, jika didukung oleh pimpinan yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional (Sipatu, 2023).
Konsep pemberdayaan yang diterapkan Sayyid Habib Idrus Bin Salim Al-Jufri, diantaranya adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada para guru dan muridnya untuk menyampaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapi dan memberi solusi untuk mengatasinya.
Guru Tua seringkali mengajak para guru dan muridnya untuk berdialog membahas berbagai permasalahan yang dihadapi. Guru Tua akan memberikan penilaian terhadap semua pendapat yang disampaikan. Pendapat yang terbaik akan digunakan sebagai acuan dalam mengambil keputusan dan telah disepakati bersama tanpa adanya paksaan.
2. Memberikan kesempatan yang sama antara laki laki dan wanita dalam menuntut ilmu.
Guru Tua tidak membedakan laki laki dan wanita dalam menuntut ilmu dan mengajarkannya. Salah satu contoh adalah jika para wanita datang meminta untuk membaca kitab (Qiraah), maka Guru Tua langsung mempersilahkan masuk ke ruangannya untuk membaca kitab, setelah Guru Tua selesai mengajar baca kitab (Qiraah) kepada murid laki laki.
Guru Tua selalu mengajak muridnya ketika akan bepergian. Guru Tua sering mengikutsertakan para ustadzah (guru wanita) dalam rombongannya ketika mengunjungi cabang cabang alkhairaat. Kadang kala, Guru Tua langsung menempatkan para ustadzah tersebut di daerah yang membutuhkan guru wanita atau daerah baru yang akan dibuka cabang pendidikan alkhairaat.
Selain itu, Guru Tua kadang kala menikahkan Ustadz dan Ustadzah agar mereka bisa bersama sama mengajar di daerah yang membutuhkan guru laki laki dan wanita. Guru Tua tidak membenarkan diskriminasi laki laki dan wanita dalam pengabdian kepada umat, tetapi lebih mementingkan prinsip profesionalitas dan kualitas, sesuai pedoman Alquran dan Sunnah yang tidak membedakan kedudukan laki laki dan wanita. Hanya kualitas ketaqwaan dan perbedaan fungsional yang membedakan.
Perbedaan bukan sesuatu yang dianggap bertentangan, namun saling melengkapi, tolong menolong dan kerjasama.
3. Memiliki kepedulian yang sangat luar biasa terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Alkhairaat
Kepedulian Guru Tua dalam meningkatkan kualitas pendidikan Alkhairaat sangat luar biasa. Kepedulian Guru Tua bukan hanya dari segi pengembangan materi pengajaran, namun sarana dan prasarana pendidikan juga sangat diperhatikan, hingga kesejahteraan para tenaga pengajar di lingkungan Alkhairaat.
Kepedulian Guru Tua terlihat dalam kesehariannya, misalnya ketika mendengar ada tenaga pengajar yang mempunyai kesulitan ekonomi, Guru Tua langsung memberikan bantuan pribadi secara sukarela. Selain itu, Guru Tua memberikan fasilitas tempat tinggal dan memenuhi kebutuhan pendidikan kepada para muridnya yang berasal dari luar kota Palu, ketika mereka menempuh pendidikan di Alkhairaat Palu.
Salah satu upaya Guru Tua dalam meningkatkan kualitas pendidikan Alkhairaat, untuk mempersiapkan kader kader Alkhairaat di masa yang akan datang adalah dengan mengirimkan muridnya untuk melanjutkan studi ke Universitas Al Azhar, Kairo Mesir.
Selain itu, lembaga pendidikan Islam Alkhairaat telah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah Mesir, dengan memberikan bantuan tenaga pengajar dari Universitas Al-Azhar Kairo dan ditempatkan di berbagai madrasah Alkhairaat. Kerjasama Perguruan Islam Alkhairaat dengan Universitas Al Azhar Kairo, masih terus berlanjut hingga saat ini.
4. Memberikan nasehat nasehat sebagai bentuk motivasi.
Guru Tua selalu memberikan nasehat nasehat sebagai motivasi dalam mencapai hasil yang terbaik. Motivasi yang diberikan tertuang dalam sya’ir-sya’irnya yang selalu disampaikan secara umum kepada abnaul khairat, baik dalam hal agama, pendidikan, nasionalisme serta selalu mengarahkan pada cita cita yang lebih tinggi berdasarkan nilai nilai moral, seperti kemerdekaan, keadilan dan kemanusiaan.
Beberapa bait sya’ir motivasi yang disampaikan Guru Tua, diantaranya:
a. Wahai putra putri Alkhairaat, marilah bersama-sama untuk mencapai kemuliaan, bahu membahu dalam memperoleh ilmu pengetahuan
b. Perguruan Alkhairaat terdapat berbagat aneka ragam ilmu pengetahuan yang bermanfaat, maka perkayalah dirimu dengan ilmu
c. Tidaklah engkau melihat bahwa ilmu adalah warisan dari Rasulullah, itulah warisan yang paling berharga darinya
d. Hanya dengan tekun dan bersungguh-sungguh serta kerja keras dapat dicapai cita cita yang tinggi, dan hanya orang yang berjiwa besar cinta kepada ilmu pengetahuan
e. Bergiatlah kalian menuntut ilmu hai putra putri Alkhairaat, karena orang berilmu menempati derajat yang tinggi.
f. Harta akan lenyap dan lenyap pula pemiliknya bersamanya, sedangkan ilmu itu kekal dan para ilmuan akan selalu dikenang dan diingat
Konsep pemberdayaan yang telah diterapkan Guru Tua dalam kepemimpinannya, dapat meningkatkan rasa percaya diri para abnaul khairaat sehingga memiliki komitmen bersama untuk melanjutkan perjuangan Guru Tua.
Hal ini terbukti dengan semakin berkembangnya pendidikan Islam Alkhairaat hingga saat ini, yaitu tersedianya pendidikan Islam Alkhairaat mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, yang tersebar di seluruh Indonesia khususnya di wilayah Indonesi Timur.
Semoga dengan semangat hari Kebangkitan Nasional, dapat meningkatkan jati diri Abnaul Khairaat dalam memahami semangat dan perjuangan pendiri Alkhairaat. Sebagaimana nasehat yang disampaikan Guru Tua melalui sya’irnya :
1) “Tujuan utama dari pena paparan (sya’ir) ini adalah agar kalian memahami nasehat nasehatku, yang terangkum dalam untaian sya’ir yang mengandung banyak mutiara hikmah dan peribahasa”.
2) “Aku sebut dan populerkan ini semua untuk dicatat oleh sejarah, dikenang dan diingat oleh putra putri abnaul khairat agar diketahui hal keadaan Alkhairaat yang sebenarnya”.
3) “Nasehat-nasehat ini aku hadiahkan (berikan) secara tertulis kepada putra putri Alkhairaat di Palu dalam bentuk syair “puisi”.
4) “Dan juga selain mereka murid murid di cabang cabang madrasah Alkhairaat, mereka semuanya punya ilmu pengetahuan yang dapat mengontrol diri dan membuat sikap mereka seimbang”. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin…
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal” (QS.Yusuf : 111).
*Penulis adalah Dosen Poltekkes Kemenkes Palu/Alumni Aliyah Alkhairaat Palu.