PALU- Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Panca Marga Palu Dewi Cahyawati Abdullah menyebut terus membenahi Perguruan Tinggi dipimpinnya mulai performance kampus, pengelolaan berkualitas dan kualitas dosen.
“Kalau kita tidak lakukan hal tersebut, kita ketinggalan dengan pergeseran nilai saat ini begitu cepat,” kata Dewi saat memberikan sambutan pada dialog Berbincang bebas dan santai, diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIA Panca Marga Palu, berlangsung Pujasera, Kampus STIA PM Palu, Jumat (17) malam.
Dewi, menyadari masih banyak hal harus diperbaiki demi kemajuan kampus dan dirinya tidak menutup dikritik oleh mahasiswa.
“Silahkan kritik membangun, saya orang paling alergi dengan pujian, paling suka itu saya dikritik, karena kritik itu bisa membuat kia lebih maju,” katanya.
Dewi sangat mengapresiasi kegiatan dialog, belum pernah dilakukan. Sehingga antara mahasiswa dengan kampus, dosen, pengelola, semua menjadi orang asing.
“Inilah harusnya kita bangun dengan mahasiswa. Apalagi era sekarang era teknologi dan digitalisasi,” katanya.
Dewi menyebut BEM itu masuk pada struktur Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dia adalah orang pertama harus didatangi mahasiswa apabila ada sesuatu.
“BEM merupakan fasilitator, agen perubahan, dan sosial kontrol kampus,” ujarnya.
Sementara, Ketua BEM STIA PM Palu Nur Syahid Latoandja mengatakan, tujuan bincang-bincang untuk memberikan masukkan,saran terfokus bagaimana kampus kedepan semakin baik dan profesional.
“Intinya malam ini kita berbincang-bincang bebas dan santai terkait bagaimana kampus lebih bagus dan super ke depan,” katanya.
Dalam dialog mahasiswa dan mahasiswa terlihat antusias menyampaikan segala menjadi ganjalan dalam hati dan pikiran mereka. Seperti disampaikan oleh Said Gasalele mahasiswa semester 1 mempertanyakan keberadaan dan kinerja BEM, di nilainya belum menunjukan kinerja.
Pun mahasiswa semester 7 Aras mempertanyakan besarnya nominal uang dibayarkan pada saat melakukan praktik pengalaman lapangan (PPL) hingga mengajukan proposal ujian skripsi sampai penyelenggaraan wisuda dinilai sangat memberatkan.
“Apalagi disampaikan tengah perjalanan mahasiswa sudah masuk semester 4-5 , tidak disampaikan awal dan tidak transparan jumlah harus dibayarkan,” katanya.
Semua pertanyaan menjadi uneg-uneg mahasiswa-mahasiswi dijawab oleh Dewi dengan sangat gamblang dan transparan,meskipun cukup banyak di interupsi, suasana dialog berlangsung lancar dan kondusif.