PALU – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Panca Marga Palu sukses menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, bertempat di Auditorium Kiesman Abdullah , Kampus STIA PM Palu, Jalan Dayodara, Kota Palu, Ahad (21/9) malam.

Acara tersebut mendapat apresiasi tinggi karena mampu terlaksana berkat kerja sama dan kebersamaan seluruh pihak terlibat. Meski awalnya sempat tertunda akibat hujan deras dan lampu padam.

Dalam sambutannya, Ketua STIA Panca Marga Palu di wakili oleh Wakil Ketua I DR Ahmad Sinala menekankan bahwa tema peringatan Maulid tahun ini sangat relevan, yakni meneladani sifat Rasulullah SAW, khususnya kejujuran. Rasulullah dikenal dengan gelar Al-Amin, yang berarti orang dapat dipercaya.

Menurutnya, kejujuran adalah kewajiban harus dipegang teguh karena menjadi dasar kehidupan beragama dan bermasyarakat.

Ahmad mengingatkan pentingnya kejujuran di lingkungan akademik. Kesalahan memang sifat manusiawi, namun kebohongan adalah perbuatan yang disengaja dan tidak dapat dibenarkan. Dalam dunia pendidikan tinggi, kejujuran tercermin melalui larangan plagiarisme. Peraturan perundang-undangan telah mengatur sanksi tegas bagi pelanggar, bahkan sampai pada pencabutan hak akademik.

“Hal ini menunjukkan betapa tinggi nilai kejujuran ditempatkan dalam dunia pendidikan, sekaligus mencerminkan ajaran Nabi Muhammad SAW,” ujarnya di hadapan mahasiswa dan dosen yang hadir.

Selain menekankan pentingnya kejujuran, ia juga menyampaikan kabar gembira bahwa STIA Panca Marga Palu telah resmi terakreditasi setelah melalui proses asesmen dari Lembaga Akreditasi Mandiri. Status terakreditasi tersebut dinilai sangat penting karena menjadi syarat utama pengakuan resmi perguruan tinggi, baik di dunia kerja maupun saat alumni melanjutkan karier.

Keberhasilan memperoleh akreditasi tidak lepas dari perjuangan pimpinan, dosen, dan seluruh pihak yang mendukung. Dengan capaian tersebut, mahasiswa STIA Panca Marga kini berada di lembaga pendidikan yang sah serta memiliki jaminan mutu.

Ia berharap pencapaian ini dapat menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di masa mendatang.

Sementara pembawa tausyiah Maulid Ustad Khairul Umam menegaskan bahwa menjadi pewaris Rasulullah SAW bukan hanya ditunjukkan dengan sifat jujur dan amanah, tetapi juga dengan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab. Bagi mahasiswa, tanggung jawab itu tidak hanya sebatas memperoleh ijazah, melainkan juga bagaimana mampu memberikan pendidikan yang baik kepada masyarakat.

Menurutnya, mendidik masyarakat, lingkungan, dan keluarga harus dimulai dengan ibdāh bin-nafsi atau mendidik diri sendiri, agar dapat menjadi teladan dan membawa manfaat bagi sekitar.