LUWU TIMUR – Beras organik milik petani binaan PT Vale Indonesia Tbk di Blok Pomalaa, Kabupaten Luwu.Timur, memikat hati Anggota DPRD Kolaka, Firlan M Alimsyah.
Beras organik tersebut merupakan bagian dari Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) dengan metode System of Rice Intensification (SRI) Organik.
Meski baru pertama kali melihat beras organik dan mendapatkan penjelasan manfaatnya jika dikonsumsi, Firlan langsung membeli beras tersebut.
Firlan mengetahui manfaat positif beras organik dari program pemasaran yang dilakukan PT Vale bersama petani binaan PT Vale di Blok Pomalaa melalui media sosial. Akhirnya, Firlan langsung memesan sebanyak 25 kg beras organik.
Tak hanya itu, dia berkesempatan bertemu petani dan melihat langsung areal persawahan SRI Organik.
Menurutnya, beras tersebut sangat bagus untuk dikonsumsi meskipun sudah dingin dan baru pertama kali dia konsumsi beras seperti ini.
“Beras ini sangat bagus dikonsumsi, higienis, sehat dan wangi,” katanya, usai mengonsumsi beras organik tersebut.
Tak hanya Firlan yang mengakui besarnya manfaat beras organik tersebut, Kepala Desa Puubunga Sutaji mengatakan, petani sangat puas dengan hasil dari panen padi organik.
Sutaji pun baru musim ini mulai beralih dari padi anorganik ke organik, dan saat ini dia sementara menunggu panen.
“Saya beralih ke padi organik tahun ini dan belum panen, tetapi kalau saya dengar dari warga saya yang sudah panen, mereka sangat puas dengan hasilnya, harga beras organik juga mahal dan paling penting tidak kesulitan saat mencari pupuk. Selain itu, juga tekstur tanah terjaga atau dari segi lingkungan sangat baik,” ujar Sutaji.
Dia berharap ke depannya semakin banyak petani di Desa Puubunga yang beralih ke padi organik, karena beras organik sangat baik bagi kesehatan.
“Dengan mengonsumsi beras organik, kita bisa lebih sehat,” imbuhnya.
PT Vale memperkenalkan padi organik kepada petani di Kolaka melalui PSRLB d dan SRI Organik.
Metode ini merupakan ‘ilmu’ baru bagi petani di wilayah binaan PT Vale di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Antusiasme petani terjawab dengan hasil memuaskan yang diperoleh pada penerapan SRI Organik.
Panen di akhir tahun ini merupakan panen kedua padi organik sejak pertama kali diperkenalkan pada 2021 silam.
Dengan SRI Organik, kuantitas beras yang dipanen meningkat menjadi 5 hingga 7 ton per hektar dari sebelumnya yang hanya sekitar 3 ton per hektar.
Sampai saat ini, jumlah petani yang beralih ke padi organik sudah mencapai 26 orang dengan total luasan lahan sekitar 4,5 hektar (ha) di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Baula dan Kecamatan Pomalaa.
“Semakin hari semakin banyak petani yang ingin beralih ke padi organik, karena faktor kesehatan dan kualitas serta keuntungan yang didapatkan petani lebih besar,” kata External Relations Specialist Muhammad Febrianto Raharjo
Febri menambahkan, ke depannya diharapkan semakin banyak petani yang berminat belajar metode SRI organik, karena proses pertaniannya sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Selain itu, perawatannya juga tidak berat.
“Saya meyakini penjualan beras organik ini akan terus meningkat, sebab dari segi kualitas tidak perlu dipertanyakan lagi. Beras ini murni organik dan benar-benar tanpa zat kimia dalam proses pengolahannya, sehingga sangat baik untuk kesehatan,” jelasnya. */RIFAY