MOROWALI – Sosialisasi terkait legalitas dan dampak kegiatan pertambangan yang dilaksanakan oleh PT Denmar Jaya Mandiri (DJM) menuai penolakan keras dari masyarakat Desa Laroue. Kegiatan yang berlangsung di salah satu hotel, di Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Senin (28/4).
Acara yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada warga mengenai rencana operasi produksi perusahaan justru berlangsung tegang. Sejak awal acara, warga Desa Laroue yang hadir secara tegas menolak keberlanjutan sosialisasi tersebut.
Masyarakat mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap potensi dampak lingkungan serta kelangsungan hidup generasi mendatang di wilayah tersebut. Mereka bersikeras meminta agar sosialisasi dihentikan dan tidak dilanjutkan.
Salah seorang warga, Samad, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pendekatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
“Orang bilang, harusnya mereka datang ke rumah orang dengan mengucapkan salam. Ini tidak, langsung nyelonong bablas masuk dalam dapur,” ujar Samad.
Ia menambahkan, masyarakat khawatir kehadiran PT Denmar Jaya Mandiri justru akan menghilangkan mata pencaharian warga yang selama ini bergantung pada sumber daya alam sekitar.
Menanggapi penolakan tersebut, Komisaris PT Denmar Jaya Mandiri, Dendi, menegaskan bahwa kehadiran perusahaan tidak bertujuan merusak lingkungan atau mengganggu kehidupan masyarakat, melainkan untuk meningkatkan perekonomian lokal.
“Saya berharap apa yang menjadi kekhawatiran masyarakat Desa Laroue dapat terjawab. Kami datang untuk memberikan kesejahteraan, bukan untuk merugikan masyarakat,” ujarnya.
Situasi sempat memanas, namun beruntung pihak kepolisian dari Polres Morowali tiba tepat waktu dan berhasil menenangkan keadaan, sehingga keributan tidak berkembang menjadi lebih besar.
Reporter : Harits
Editor : Yamin