Ada banyak keutamaan dan manfaat yang dijanjikan Allah SWT dan RasulNya bagi siapa saja yang melakukan solidaritas sosial terhadap yang membutuhkan.

Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa yang menyelesaikan masalah mukmin di Dunia, maka Allah akan menyelesaikan masalahnya di akhirat, dan siapa yang memudahkan orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkan baginya di Dunia dan Akhirat, dan siapa yang menutup aib seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya di Dunia dan Akhirat, dan Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya”. (HR. Muslim).

Perhatian dan solidaritas kepada sesama akan berdampak positif bagi pelakunya. Para Ulama hadits mengambil kaedah dari hadits tersebut di atas, bahwa ganjaran dari sebuah amal sejenis dengan amal tersebut. Siapa yang memudahkan urusan orang lain, Allah yang akan memudahkan urusannya. Siapa yang menolong orang lain, Allah yang SWT akan menolongnya.

Solidaritas terhadap sesama yang melahirkan manfaat bagi orang lain merupakan ibadah yang memiliki kemuliaan tersendiri di sisi Allah SWT. Sebuah amal menjadi utama dan mulia lantaran faktor manfaat yang dirasakan orang lain.

Dalam sebuah hadits Rasul Saw. bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama”. (HR. Bukhari). Sebagian Ulama berpendapat bahwa ibadah yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah ‘anfa’uhaa (yang paling bermanfaat bagi sesama).

Beragam bentuk solidaritas terhadap sesama Muslim. Mulai dari doa hingga infak harta. Berdoa bagi kebaikan Muslim akan dikabul oleh Allah SWT.

Selain keutamaan lain berupa doa Malaikat baginya, sebagaimana sabda Rasul Saw: “Doa Muslim kepada saudara Muslim akan diijabah (Allah), di atas kepala muslim yang berdoa ada malaikat yang ditugaskan. Setiap kali ia berdoa kebaikan untuk saudaranya, Malaikat tersebut berkata: “Amin, dan bagimu seperti itu”. (HR. Muslim).

Bentuk lain solidaritas sosial adalah berinfak. Beragam ayat dan hadits Rasul Saw. tentang perintah dan keutamaan berinfak dengan harta. Lipat ganda pahala yang Allah janjikan tiada tara, dan tak terbanding.

Firman Allah SWT. berbunyi: “Perumpamaan [infak yang dikeluarkan oleh] orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipat gandakan [ganjaran] bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas [karunia-Nya] lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah: 261).

Janji Allah SWT dan RasulNya tentang ganjaran berupa ‘ganti’ dari infak yang diberikan, sering ditemukan dalam beberapa ayat dan hadits keutamaan infak.

Allah SWT berfirman: “Dan apa yang kalian infakkan sedikitpun, Allah SWT akan menggantinya, dan Ia sebaik-baik pemberi rizki”. (Saba’: 39).

Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’an al’azhim berkata: “Sebesar apapun yang kalian infakkan sesuai perintah Allah SWT, maka Allah SWT. akan mengganti dengan ganti bagi kalian di Dunia dan dengan pahala di Akhirat”.

Bentuk solidaritas baik dengan doa maupun dengan infak, sama-sama mendapat ganjaran berupa doa Malaikat sebagaimana tertera dalam dua hadits tersebut di atas.

Malaikat adalah makhluk yang tidak pernah bermaksiat dan melanggar perintah Allah SWT. Kira-kira apakah doa mereka akan ditolak? Malah sebaliknya.

Harta yang diinfakkan, secara zahir ketika berinfak mungkin nilainya menjadi berkurang, namun pada hakikatnya tidak, karena akan ada gantinya berdasarkan hadits tentang doa Malaikat di atas.

Sebagaimana juga ditegaskan secara jelas oleh Rasulullah Saw. dalam hadits lain: “Sedekah tidak mengurangi harta”. (HR. Muslim). Semoga Allah SWT menguatkan niat dan keinginan kita untuk memberikan bentuk solidaritas kepada sesama, baik dengan doa, infak dan sarana lainnya. Amin. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)