PALU -Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Palu Ahlis Djirimu masih mempertanyakan, hasil uji laboratorium dari Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah, soal ikan berformalin yang diambil dari sampel pedagang ikan pasar Masomba.

Menurutnya, ketidakpastian isu ikan berformalin akan berdampak besar, dan meresahkan masyarakat. Karena masyarakat untuk sementara akan mengurangi konsumsi ikannya.

“Selanjutnya pedagang di pasar tradisional akan terdampak, rumah makan terdampak, nelayan perikanan tangkap mempunyai hasil terbuang percuma. Kontribusi sub sektor perikanan dalam perekonomian Sulteng yang biasanya mencapai 6 persen akan berkurang lagi. Akhirnya Nilai Tukar Nelayan akan berkurang di bawah 94 poin,” katanya kepada Media Alkhairaat, Senin (22/7).

Ia mempertanyakan, statement hasil riset Dinas Pangan, soal ikan berformalin ini.

“Ini perlu disikapi berhati-hati, karena terkait pola konsumsi dan kebiasaan konsumsi masyarakat Sulteng, walaupun konsumsi ikan Sulteng termasuk paling rendah di Sulawesi,” katanya.

Menurutnya, seharusnya Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Provinsi Sulteng lah, yang berhak mengeluarkan hasilnya setelah melalui serangkaian uji laboratorium.

Namun demikian terkait hasil penelitian Dinas Pangan Provinsi Sulteng, akhlis mengaku belum membacanya.

“Saya belum membaca hasil penelitian Dinas Pangan Provinsi Sulteng,” ujar Ahlis Djirimu.

Reporter: IRMA
Editor: NANANG