PALU – Puluhan pelajar MTs SIS Al Jufri Tatura dan SMK Bina Potensi Kota Palu dilarikan ke Rumah Sakit Bala Keselamatan (BK) setelah mengalami gejala keracunan, Rabu (27/8).
Insiden ini diduga terjadi usai mereka menyantap makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah.
Para siswa mengalami gejala gatal-gatal, pusing, mual, hingga sesak napas sekitar satu jam setelah makan siang. Sejumlah siswa bahkan harus diinfus dan dibantu pernapasannya menggunakan tabung oksigen karena kondisinya cukup parah.
“Setelah makan, beberapa anak merasa pusing, muncul gatal-gatal, dan ada yang muntah. Satu jam kemudian kondisinya semakin parah sehingga kami langsung melarikan mereka ke rumah sakit,” ujar Wakil Kepala MTs SIS Al Jufri Tatura, Betsi Supit, saat ditemui di RS BK Palu.
Betsi menyebut, hasil pemeriksaan awal dokter menunjukkan gejala keracunan diduga berasal dari menu MBG hari itu. Dari MTs SIS Al Jufri, 10 siswa dirawat intensif, sementara dari SMK Bina Potensi juga terdapat 10 siswa dengan gejala serupa.
“Kami menduga masalahnya pada ikan cakalang goreng kering. Sebelum anak-anak makan, saya sempat mencicipinya dan langsung merasa gatal,” ungkapnya.
Program MBG tersebut baru berjalan tiga hari dan menyalurkan makanan ke 13 sekolah di Kota Palu. Namun, insiden keracunan hanya terjadi di dua sekolah yang berada di bawah yayasan satu atap di Jalan Darussalam, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan.
Menu makanan pada hari itu terdiri dari ikan cakalang goreng kering, tempe, sayur wortel, dan nasi. Makanan tiba di sekolah sekitar pukul 13.00 WITA dan dibagikan kepada siswa usai salat. Sekitar satu jam kemudian, gejala keracunan mulai muncul.
“Sampai sekarang orang tua belum berani membawa pulang anak-anak karena khawatir gejalanya muncul lagi,” tambah Betsi.
Hingga sore hari, sebanyak 20 siswa masih menjalani perawatan intensif di RS BK Palu. Pihak sekolah dan orang tua siswa berharap pemerintah segera menelusuri penyebab keracunan untuk mencegah kejadian serupa terulang.