PALU – Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr. Ir. Amar, menerima kunjungan silaturrahim segenap Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sulawesi Tengah (Sulteng), di ruang kerjanya, Rabu (31/05).

Pada kesempatan itu, Rektor Untad menjelaskan gagasan pengembangan perguruan tinggi. Pihaknya akan melakukan dalam tiga aspek, pertama, menjadikan Untad sebagai perguruan tinggi yang berbasis akhlakul karimah dalam kelulusannya sehingga menjadi sarjana yang paripurna.

“Kedua, pengembangan aspek kompetensi, di mana setiap lulusan memiliki kompetensi keilmuan yang responsif  terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan ketiga, kolaboratif dengan multipihak,” katanya.

Sebagai Rektor, Prof Amar berkomitmen memperkuat dan memperbaiki kualitas  pendidikan sebagai output dari peningkatan pengembangan Untad di masa depan.

Prof. Amar yang juga Ketua Dewan Penasehat ISNU Sulteng, berjanji akan membantu dan ikut berkolaborasi dalam pengembangan SDM pendidikan dan kualitas sumber daya manusia di Sulawesi Tengah,

Ketua ISNU Sulteng, Dr, Sahran Raden, berharap Untad terus meningkatkan kualitas proses pendidikan dan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan problem solving.

Kata dia, perguruan tinggi perlu meningkatkan pencapaian bukan hanya dari sisi partisipasi lulusan atau mahasiswa tetapi juga skor intelektual mereka.

Selain itu, lanjut dia, perguruan tinggi diharapkan menjawab kebutuhan lapangan kerja yang mengalami perubahan yang sangat cepat.

“Ilmu pengetahuan pun perlu dapat menjawab berbagai tantangan hari ini dan ke depan,” tambah Dosen Fakultas Syariah, UIN Datokarama Palu itu.

Konsep tersebut, kata dia, dapat dirumuskan melalui penyusunan kurikulum di perguruan tinggi yang lebih responsif terhadap perkembangan zaman.

“Rumusan itu tentunya harus dikerjakan oleh sebuah tim yang benar-benar expert dan experience diberbagai bidang keilmuan,” katanya.

Menurutnya, yang kurang diperhatikan oleh perguruan tinggi dalam merumuskan kurikulum ini adalah kurang mengikutsertakan akademisi non ekonomi dan pelaku usaha serta motivator entrepreneurship dalam team penyusun, sehingga mata kuliah yang diberikan kurang berkualitas.

Tentu, kata dia, perguruan tinggi tidak bisa menjawab semua persoalan yang ada di negara dan bangsa serta dunia. Dibutuhkan kolaborasi.

Oleh karena itu kerja sama antara pemerintah, perguruan tinggi, dan industri atau swasta menjadi keharusan.

“Maka itu, ISNU Sulteng akan mengambil bagian dari kolaborasi multipihak itu. Salah satunya adalah menguatkan kualitas SDM secara produktif, inovatif, dan berdaya saing melalui reformasi di sektor pendidikan,” kata Sahran.

ISNU Sulteng juga akan mendorong pemerintah daerah agar mengalokasikan porsi anggaran untuk pendidikan sebagai bentuk pemerintah daerah dalam  memperkuat investasi di bidang pendidikan dengan melakukan perluasan, terutama untuk pembiayaan beasiswa, baik untuk pendidikan, maupun untuk riset dan inovasi. RIFAY