Siapa Ketua DPRD Sulteng?

oleh -
Kantor DPRD Sulteng di Jalan Samratulangi, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (FOTO : IST)

PALU – Rekapitulasi hasil perolehan suara pemilu legislatif (pileg) tingkat KPU Provinsi Sulteng sudah terlihat menunjukkan hasil. Meskipun belum bersifat resmi dan final, namun peta perolehan suara dan kursi, khusus di tingkat DPRD Sulteng, sudah kelihatan.

Di periode ini, dominasi kekuatan partai politik berlambang beringin rimbun alias Partai Golkar, harus terkubur. Setelah sekian kali berada di posisi ketua DPRD, maka di periode ini, para pentolan partai tersebut meski berpuas diri berada di posisi wakil ketua, setelah Partai NasDem yang baru berkiprah seumur jagung, merebut kekuasaan itu. Di periode ini, raihan kursi yang hanya sebanyak empat, mampu didongkrak menjadi tujuh setelah tiga kadernya berhasil mengisi beberapa dapil yang sebelumnya kosong.

Bak pepatah mati satu tumbuh seribu. Memang ada beberapa orang lama seperti Muhammad Masykur, Iskandar Darise dan Nasution Camang yang tidak bisa kembali duduk. Namun mereka justru bisa tergantikan berkali lipat oleh kader yang lain.

BACA JUGA :  Kisah Penambang Bertaruh Nyawa di Lubang Tikus PETI

Meskipun sama-sama meraih tujuh kursi, namun perolehan suara NasDem yang menembus angka 271.513, membuat Golkar yang hanya meraih 194,71 suara, tak bisa berbuat banyak.

Optimisme untuk meraih kursi Ketua DPRD Sulteng tersebut diungkapkan Bendahara Umum DPP NasDem, Ahmad M Ali.

Pengamat Politik Sulteng, Dr Irwan Waris kepada MAL, Ahad (12/05), mengatakan, progress elektabilitas Partai NasDem pada Pemilu kali ini, sudah diprediksinya sejak lama. Demikian halnya dengan bakal menurunnya posisi Golkar di kursi parlemen.

Dia melihat setidaknya ada beberapa penyebab dari merosotnya perolehan suara Partai Golkar dan melambungnya suara Partai NasDem di Pemilu kali ini.

Pertama, kata dia, ada kejenuhan masyarakat terkait hasil-hasil kerja mereka (politisi Golkar).

“Dan cara masyarakat untuk menghukum pemimpin atau politisi, adalah tidak memilihnya, dan itu konstitusional. Jadi kita tidak perlu berdebat, jika anda tidak bekerja, maka anda tidak akan dipilih,” tegasnya.

BACA JUGA :  DPRD Sulteng Konsultasikan Raperda Tata Tertib

Dia juga melihat Golkar yang terkesan “terlena” dengan apa yang sudah diraihnya selama ini, merasa sudah mengakar.

Penyebab lainnya, kata dia, adalah terkait pergantian kepemimpinan Ketua DPD Golkar dari tangan Aminuddin Ponulele.

“Kita belum melihat ada pengganti sosok Prof Aminuddin yang berkharisma. Sepeninggalnya dari posisi ketua, rasanya Golkar itu tidak menggema, kehilangan figur. Karena rakyat ini juga melihat tokoh. Jika mereka merasa save dengan tokoh itu, maka mereka akan loyal,” jelasnya.

“Hijrahnya” Rusdy Mastura dari partai titisan Orde Baru tersebut, juga ditengarai menjadi biang kerok penurunan elektabilitas partai.

BACA JUGA :  Imam Masjid Al-Muttaqin Sebut Anwar Hafid Pemimpin yang Dibutuhkan Umat

“Rusdy Mastura itu tidak pergi begitu saja meninggalkan Golkar, tapi dia membawa followers-nya. Dan hebatnya, dia pergi ke NasDem. Ini juga yang membuat suara NasDem begitu besar,” terangnya.

Dari hasil rekapitulasi perolehan suara tersebut, sejumlah wajah baru juga terlihat bakal mewarnai kursi DPRD Sulteng.

Bahkan tak kurang dari 23 orang lama, kandas di pencalegkan. Dari 45 kursi yang tersedia, sebagian besar didominasi wajah-wajah baru.

Meski demikian, beberapa nama lama yang sudah berkali-kali duduk, kini juga bakal terlihat kembali, seperti Nasser Djibran (Golkar), Yus Mangun (Golkar), Zainal Abidin Ishak (Golkar), Sri Indraningsih Lalusu (PDI-P), Sitti Halima Ladoali (Hanura) dan Suprapto Dg Situru (PAN). (RIFAY)