Shalatlah sebelum Dishalatkan

oleh -
Ilustrasi. (Youtube/AMUST CHANNEL)

Sudahkah kita shalat? Shalatlah sebelum kita dishalatkan!” Dua kalimat ini seringkali kita temui di berbagai tempat, mulai dari dinding dan papan masjid, mushala, sekolah, bahkan di mobil truk.

Kalimat ini secara tidak langsung mengingatkan bahwa shalat adalah perintah Allah yang harus dikerjakan sesuai dengan aturan syariat Islam.

Shalat beda dengan ibadah-ibadah lain, di antaranya shalat diperintahkan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW ketika di-Isra-Mi’raj-kan. Shalat adalah ibadah yang akan dihisab pertama kali sebelum ibadah-ibadah yang lain.

Kewajiban shalat adalah kewajiban yang harus dijalankan dalam kondisi apa pun (jika tidak bisa sambil berdiri maka dikerjakan sambil duduk, jika tidak bisa maka sambil terlentang, dan seterusnya), dan shalat adalah ibadah yang wajib dikerjakan setiap hari hingga ajal menjemput.

Kewajiban shalat lima waktu masih banyak diabaikan oleh sebagian masyarakat. Walaupun ketika ditanya agamanya apa, dia jawab Islam.

Jika seorang hamba baik shalatnya maka tentu menjadi baik pulalah seluruh amal perbuatannya. Sebaliknya, jika seorang hamba jelek shalatnya, maka berarti buruk pulalah seluruh hidupnya. Tentu urusan baik dan buruk ibadah shalat seseorang kemudian bukan hanya ditentukan oleh rajin dan tidaknya ia pergi ke Masjid. Melainkan juga menghitung khusyuk ataukah tidaknya, ikhlas atau pamernya seorang hamba ketika sedang menghadap Sang Pencipta alam semesta ini setiap waktunya.

Sebagaimana firman Allah, “Telah beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun, 23:1-2)

Dimasyarakat sering kita jumpai seseorang yang semasa hidupnya tidak pernah menjalankan shalat, selalu diingatkan oleh anak dan keluarganya. Sesekali dia menjawab, “Buat apa shalat nyatanya orang yang mati tidak pernah kembali ke dunia, berarti di sana dia bahagia”.

Atau ada seseorang ketika diajak untuk shalat, lalu dijawabnya “bahwa urusan di akhirat menjadi urusan masing-masing, tidak usah mengajak-ajak untuk shalat. Urusanku ya urusanku nanti”

Terkait masalah tertsebut, ada 15 siksaan yang akan diberikan kepada orang-orang yang meninggalkan shalat. Enam siksaan ketika di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan ketika di alam kubur, dan tiga siksaan ketika dibangkitkan dari alam kubur.

Enam siksaan di dunia: (1) dicabut keberkahan umurnya; (2) dihilangkan tanda-tanda keshalihan diwajahnya; (3) segala amal baiknya tidak akan mendapatkan pahala;

Keempat, doanya tidak akan dikabulkan; (5) tidak mendapatkan bagian doa dari doanya orang-orang shalih; (6) akan dibenci oleh kebanyakan orang.

Sementara tiga siksaan ketika meninggal: (1) mati dalam kondisi terhina; (2) mati dalam kondisi lapar; (3) mati dalam kondisi haus, yang apabila diminumkan satu lautan pun tidak mungkin akan dapat menghilangkan dahagaya.

Sedangkan tiga siksaan di alam kubur: (1) kuburannya menyempit sehingga tulang-tulang rusuk saling bersimpangan; (2) ruang kubur dipenuhi api sehingga sehari-hari hidup bergelimangan di atas bara; (3) di alam kuburnya akan ditemani ular besar utusan Allah untuk menyiksa yang diberi nama Asy-Syuja’ Al Aqra’.

Tiga siksaan ketika dibangkitkan dari kubur menuju padang makhsyar: (1) hisab yang berat; (2) dibenci Allah; (3) dimasukkan ke dalam neraka.

Meskipun ketaqwaan tidak dapat hanya diukur dari sisi lahiriah berupa shalat saja, namun shalat jelas-jelas merupakan pintu masuk bagi setiap Muslim untuk memulai pengabdian kepada Allah dan Rasulullah.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu istiqamah menjaga shalat 5 waktu dan dijauhkan dari siksa-siksa-Nya Amiin. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)