PALU – Salah satu kemuliaan akhlak dari Pendiri Alkhairaat, Habib Idrus bin Salim Aljufri (SIS Aljufri/Guru Tua) adalah memiliki sifat yang sangat pemurah.
Dalam momen Haul SIS Aljufri ke-54, di Kompleks Alkhairaat Pusat, Palu Sabtu (15/5), Murid SIS Aljufri, KH. Sofyan Lahilote menceritakan salah satu pengalaman tentang pemurahnya Habib Idrus, sekaligus terjadi momen dimana Allah menunjukkan kekaramahan Habib Idrus.
Menurut Sofyan, ketika itu dia mendampingi Habib ke Surabaya. Setiap kali ke Jawa, Sofyan sudah paham, bahwa Habib akan didatangi banyak tamu selama berhari-hari, dan beliau selalu memberikan uang ketika tamu itu pulang. Maka dari itu, dia sebagai pendamping Guru Tua, ia sudah membagi uang dalam dos untuk diberikan kepada setiap tamunya, mulai dari 50, 100, atau 500 rupiah.
Ketika tamu akan pulang Guru Tua selalu memberikan kode kepadanya, untuk mengambil uang di kamar. Lalu Sofyan akan kembali dan menjabat tangan tamunya, sembari memberikan uang. Setiap tamu yang diberikan uang pasti mendoakan Guru Tua.
“Namun di antara tamu Guru Tua, terdapat seseorang yang setiap dua hari sekali mendatangi Guru Tua,” ungkapnya.
Sofyan merasa kesal dengan orang ini. Apalagi persediaan uang mereka tinggal sedikit. Namun ketika orang ini datang lagi untuk kesekian kalinya, Habib Idrus tetap memberikan kode kepada Sofyan untuk mengambil uang.
“Untuk orang ini masih Habib Idrus kode juga saya. Saya masuk dalam kamar so nyanda keluar-keluar lagi. Guru Tua tunggu, mana ini anak so tidak muncul,” katanya.
Guru Tua yang menunggunya, heran, lalu menghampirinya ke kamar. Guru Tua lalu bertanya mengapa Sofyan tidak keluar memberikan uang tersebut.
Sofyan menjelaskan, uang yang tersisa tinggal 15 ribu rupiah, berarti mereka tidak bisa lagi kembali ke Palu. Mendengar itu, Habib Idrus malah tersinggung dan menegur Sofyan “Siapa yang mengajarkan kamu menjadi orang kikir?!”
Maka Habib Idrus mengambil bagian dari orang tersebut dan memasukannya ke dalam amplop. Lalu amplop itu diserahkan kepada Sofyan untuk memberikan kepada si tamu tadi. Terpaksalah Sofyan tetap memberikan uang kepada orang tersebut, namun dalam hatinya berharap ini kedatangan si tamu itu yang terakhir.
Belum cukup sampai di situ, Habib Idrus justru menyuruh Sofyan untuk pergi ke Pekalongan membagikan sisa uang tadi kepada cucunya Habib Umar (Syarifah Lulu binti Idrus Aljufri) dan istrinya, kemudian Syarifah Lulu bin Idrus Aljufri, dan Syarifah Rugaiyah.
Setelah amanah itu dilaksanakan, ia kembali ke Surabaya bersama Habib Idrus. Lalu di Surabaya mereka memiliki tujuan lagi ke Gersik. Ketika hendak ke Gersik Habib Idrus menyuruh Sofyan mengambil jubah di tas kopernya. Maka Sofyan pun mengambil kunci dan membuka tas tersebut, dan alangkah terkejutnya Sofyan ,di dalamnya terdapat uang yang banyaknya setengah dari tas tersebut.
“Begitu saya buka, kaget saya, Lailaha Ila LLah. Setengah tas itu uang semua,” ungkapnya.
Melihat ekspresi Sofyan, Guru Tua mengingatkan Sofyan, “Innallaha kariim yuhibul karim, Allah itu pemurah dan Dia suka orang yang murah hati.”
Reporter: NRD