PARIMO – Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Nipotowe Palu mendistribusikan paket bantuan, sebagai bentuk respon cepat dampak banjir bandang di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Sesuai arahan Menteri Sosial dan bekerjasama dengan Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), kami langsung merespon cepat dampak bencana banjir bandang dalam bentuk pendistribusian paket bantuan kepada masyarakat biasa, serta kepada warga berkebutuhan khusus,” kata Kepala Sentra Nipotowe Kemensos, Nursyamsu, di Palu, Selasa (16/08).

Ia menjelaskan, ada 10 item bantuan yang sudah tersalurkan secara bertahap untuk masyarakat terdampak, yakni 300 lembar selimut, 200 lembar kasur, 100 lembar matras dan 104 paket makanan anak-anak.

Selanjutnya, 200 paket makanan siap saji yang masih terus berlangsung, 100 paket perlengkapan perempuan dan 100 paket makanan bayi berusia lima tahun (balita) serta 100 paket perlengkapan bayi.

“Sampai hari ini kami masih bergerak untuk menambah satu unit tenda serbaguna, juga lima unit tenda keluarga, dan kami akan tetap memantau sekaligus menjamin kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak banjir bandang sampai selesai masa tanggap darurat,” jelasnya.

Sejumlah objek yang menjadi fokus penanganan di lokasi banjir bandang, lanjut Nursyamsu, adalah warga berkebutuhan khusus, ibu sebagai orang tua tunggal, anak-anak serta orang tua lanjut usia (lansia).

Terhadap warga berkebutuhan khusus dan anak-anak, Kemensos melalui Sentra Nipotowe Palu mengutus pegawai maupun pekerja sosial untuk mendampingi penyintas guna memberikan layanan psikososial.

“Sedangkan untuk orang dewasa serta ibu sebagai orang tua tunggal, kami akan memberikan pendampingan pemberdayaan yang bersifat pemulihan ekonomi pascabencana,” jelasnya.

Ia menambahkan, sejak terjadinya bencana, pihaknya telah bekerja sama dengan pilar sosial seperti Tagana dan pekerja sosial untuk melakukan penanganan awal, di antaranya melakukan pendataan hingga validasi terhadap seluruh warga terdampak.

Hasil pendataan yang dilakukan pascabencana banjir bandang 28 Juli 2022, terdapat tiga korban jiwa, empat orang hilang, 1.459 jiwa dari 507 Kepala Keluarga (KK) terdampak, 63 rumah warga rusak, yakni 32 unit rumah rusak berat, 21 rumah rusak ringan dan 10 rumah hilang tersapu banjir.

Sementara banjir susulan 14 Agustus 2022, membuat 390 jiwa warga Torue kembali mengungsi ke posko-posko yang sudah tersedia.

“Berdasarkan data itu tidak akan ada yang terlewatkan objek tersebut, karena penanganannya terlaksana secara runut yang melibatkan tim tagana itu sendiri sehingga misi dari Kemensos untuk menjamin kesejahteraan sosial setiap warga negara tercapai,” tutup Nursyamsu.

Reporter : Faldi
Editor : Rifay