PALU – Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang ada di kabupten/kota di Sulawesi Tengah (Sulteng), kembali diingatkan agar selalu mematuhi protokol kesehatan dalam bertugas.
Hal itu disampaikan pejabat Analis Kebijakan Ahli Madya Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulteng, Dra. Andi Kameriah saat menyapa para PKB/PLKB di Acara Selasa Menyapa di tengah Pandemi Covid-19, Selasa 18 November 2020.
“Di tengah Pandemi ini kita tetap saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Khususnya PKB yang bisa dikatakan salah satu role model di masyarakat, tentunya dapat menjadi contoh yang baik dan benar dalam menjalankan protokol kesehatan,” ucap Andi Kameriah, di Kantor BKKBN Sulteng. Rabu (18/11).
Andi Kameriah mengaku, dikesempatan itu juga, dia mengimbau kepada PKB agar bertanggungjawab terhadap bidan yang ada di wilayah kerja masing-masing, untuk didampingi dalam pengusulan sertfikasi kompetensi melalui aplikasi Monitoring berkualitas (Monika).
Sementara, Saiful SB Umar, S.Sos, M.Si. selaku Analis Kebijakan Ahli Muda BKKBN Sulteng, juga memaparkan secara singkat tentang rangkaian pelayanan KB dalam rangka Hari Vasektomi Sedunia dan Hari Kesehatan Nasional tahun 2020.
Kata dia, momentum tersebut yang beberapa hari lagi diperingati, akan mengangkat tema ‘Satu Tekad Indonesia sehat dengan hidup Terencana’.
“Rangkaian kegiatan ini sudah berjalan terhitung sejak tanggal 26 Oktober sampai pada puncak acara tanggal 30 November 2020,” katanya.
Sementara, Ikhsan, S.K.M. Analis Sarana Program KB BKKBN Sulteng, memaparkan materi tentang pendampingan Sertifikasi kompetensi Contraception Technology Update (CTU) IUD atau Implant bagi bidan melalui Aplikasi Monika.
Kata dia, Aplikasi Monika dirancang untuk menjawab permasalahan kompetensi bagi dokter dan bidan yang telah dilatih terkait CTU IUD Implant oleh BKKBN.
Ikhsan menjelaskan, dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR). BKKBN telah bekerjasama dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik – Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
“Kerjasama ini terjalin, terkait dengan pelaksanakan pelatihan CTU IUD dan Implant kepada dokter dan Bidan. Untuk pemetaan dan sertifikasi tenaga dokter dan bidan yang sudah terlatih maka dibuatlah aplikasi Monika,” jelasnya.
Langkah-langkah tersebut diharapakan dapat mendorong peningkatan jumlah tenaga kesehatan yang tersertifikasi kompeten. Sebab, saat ini di Sulteng, khususnya tenaga bidan yang sudah terlatih berjumlah 559. Namun yang tersertifikasi baru 25 orang.
“Jumlah ini masih sangat jauh dari target capaian 2020, yaitu 280 sertifikat kompetensi sebagai syarat penyelenggaraan pelatihan CTU pada tahun berikutnya,” tandasnya. (YAMIN)