SIGI – Anggrek endemik Taman Naaional Lore Lindu yang jumlahnya sekitar 80-an harus segera terdata dan mendatangkan nilai ekonomis bagi para petani tanaman anggrek. Karena itu Balai Tanaman Hias (Balithi) Kementrian RI melakukan bimbingan teknis sosialisasi penerapan budidaya tanaman anggrek terstandar di Desa Karunia, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi Jumat (18/11).
“Bimbingan teknis ini dilakukan guna mendukung pelestarian sumber daya genetik,” kata DR Mohammad Thamrin selaku Kepala Balithi Kementan RI saat menyerahkan 500 bibit anggrek milik Balithi untuk dikembangkan petani anggrek di Desa Karunia, dalam keterangan tertulis diterima MAL Online.
Anggrek sendiri, lanjut Thamrin, merupakan komoditas ekspor tanaman hias terbesar kedua setelah Krisan.
Terkait hal teraebut, Kepala Puslitbanghorti Kementan RI, M Taufik Latule mengajak para petani anggrek memanfaatkan kegiatan bimtek dengan bertanya apa saja yang ingin atau belum diketahui kepada pemateri yang berasal dari Balithi.
“Karena potensi pasar anggrek sangat besar. Bahkan Pemkab Sigi bisa menerbitkan Perda agar kantor kantor di ingkup pemerintahan kabupaten wajib menghadirkan anggrek di kabupaten Sigi diruang kerja pimpinan OPD atau ruang tamu kantor. Ini bisa menjadi kebanggaan daerah sekaligus membuka pasar baru bagi petani anggrek. Terus terang anggrek di sini langka dan indah, makanya kami gerak cepat melakukan bimtek agar tidak diklaim daerah lain atau bahkan para peneliti luar negeri yang sering datang ke sini,” kata Taufik.
Atas harapan tersebut, Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura dan Kehutanan Sigi, Rahmat Iqbal, berjanji akan meneruskan langsung harapan tersebut kepada Bupati Sigi.
“Sepulang acara ini saya akan menyampaikan langsung pada pak bupati. Anggrek yang dititipkan ini akan saya bawa langsung pada pak bupati untuk dipajang diruang kerja beliau,” ujar Rahmat Iqbal saat menerima cinderamata satu pot anggrek dari Balithi.
Kedua pejabat Kementan RI tersebut juga mengharapkan jika terdapat hal hal teknis terkait tanaman hias agar tidak ragu mengkomunikasikannya dengan BPTP Sulteng.
“Karena BPTP itu perpanjangan tangan kami di daerah, terutama terkait inovasi dan penelitian. Ini ada Kepala BPTP, pak Abdul Wahab,” jelasnya.
Kegiatan yang berlangsung selama setengah hari dibuka secara resmi oleh staf Khusus Mentan RI Bidang Komunikasi Pembangunan Pertanian RI, Yesiah Ery Tamalagi.
Reporter: Ikram/***