OLEH: Darlis Muhammad*
Alhamdulillah, kita telah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan. Fase 10 hari terakhir ini merupakan momentum terbaik memperbanyak ibadah demi meraih ridha Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 hari terakhir Ramadhan ini, beliau mengencangkan ikatan sarung (memperbanyak ibadah). Nabi memerintahkan umatnya agar berusaha mendapatkan Lailatul Qadar.
Sejumlah amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah pada malam-malam 10 terakhir adalah pertama, menghidupkan malam-malamnya untuk beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain.
Dalam riwayat an-Nasa’i dari Siti Aisyah ia berkata, “Aku tidak melihat Rasulullah SAW membaca Alquran atau shalat sepanjang malam sampai pagi selain bulan Ramadhan.”
Membangunkan keluarganya untuk menegakkan shalat. Sebagaimana diriwayatkan Bukhari dari Siti Aisyah, Rasul SAW membangunkan keluarga di malam hari bukan khusus pada bulan Ramadhan saja. Akan tetapi, pada 10 hari terakhir Ramadhan beliau lebih rajin dan bersegera untuk membangunkan keluarga.
Sufyan ats-Tsauri mengatakan, “Apabila memasuki 10 hari terakhir beliau bertahajud, bersungguh- sungguh, dan membangunkan keluarganya dan anak-anaknya untuk shalat bila mereka mampu.”
Amalan lain adalah sedekah. Ini adalah salah satu amalan yang sangat disukai Allah SWT. Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk mendapatkan pahala sebesar-besarnya adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk bersedekah. Di bulan Ramadan, anjuran itu lebih diperkuat lagi karena pahala yang dijanjikan akan dilipatgandakan.
“Hai anak Adam, berinfaklah untukku, maka Aku akan berinfak untukmu.” Demikian sebuah hadis menjelaskan keutaaman dari sedekah adalah sumber kekayaan. Allah menjanjikan bahwa sedekah tidak akan membuat miskin, bahkan justru semakin kaya. Karena itu, banyak-banyaklah bersedekah baik di waktu lapang ataupun di waktu sempit.
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW merupakan orang yang paling dermawan dengan kebaikan. Kedermawanan itu sampai pada puncaknya pada bulan Ramadan Ketika Malaikat Jibril AS mendatanginya.
Malaikat Jibril AS mengajarkan Alquran kepada Rasulullah SAW apabila beliau bertemu dengan malaikat Jibril, maka beliau lebih dermawan dengan kebaikan melebihi dari angin yang berhembus.
Beliau juga menunaikan iktikaf di masjid. Rasulullah senantiasa beriktikaf di 10 hari terakhir Ramadhan sampai beliau wafat (HR Bukhari dan Muslim). Beliau beriktikaf untuk menggapai Lailatul Qadar. Beliau mengkhususkan tikar yang agak jauh dari yang lain agar lebih khusyuk.
Di antara amalan penting lainnya adalah tilawatul Quran -membaca Alquran- dengan khusyuk. Beliau mengkhatamkan Alquran minimal dua kali pada bulan Ramadhan.
Para ulama sangat tekun untuk membaca Al-Quran. Al-Aswad bin Yazid selalu mengkhatamkan Alquran dalam enam hari bila masuk Ramadhan mengkhatamkannya tiga hari, dan bila masuk 10 hari terakhir mengkhatamkannya setiap malam.
Imam As-Syafi’i selalu mengkhatamkan Alquran setiap hari pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Rasulullah sudah memberikan contoh untuk mengoptimalkan 10 hari terakhir Ramadhan. Demikian juga, dengan para salafus saleh. Sudah selayaknya, kita sebagai umat Islam mengikuti petunjuk ini dan memanfaatkan serta memaksimalkan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Baik dengan berzikir, iktikaf, tadarus Alquran, shalawat, ataupun lainnya.
Tak harus di masjid. Di kediaman masing-masing pun ibadah dapat dilangsungkan. Nah, Selamat menjemput dan menikmati sajian menu ibadah bergizi sepanjang hayat. Wallahul Mustaan.