PALU – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah pada bulan Juni 2025 tetap terjaga stabil. Hal ini tercermin dari kinerja positif, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terjaga.
Industri perbankan, industri keuangan non-bank (IKNB) yang meliputi perasuransian, penjaminan, dana pensiun, perusahaan pembiayaan, modal ventura, serta pasar modal di Sulawesi Tengah menunjukkan pertumbuhan positif. Perkembangan tersebut sejalan dengan pelaksanaan edukasi, inklusi keuangan, dan pelindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.
Perkembangan Sektor Perbankan
Per 30 Juni 2025, sebagian besar indikator perbankan menunjukkan pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy). Total aset perbankan tercatat Rp77,98 triliun atau tumbuh 6,52 persen. Penyaluran kredit mencapai Rp58,67 triliun atau tumbuh 6,56 persen. Sementara itu, kredit bermasalah terkendali dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) sebesar 1,86 persen.
Kinerja perbankan syariah juga tercatat positif, dengan total aset Rp3,78 triliun atau tumbuh 16,67 persen (yoy). Pembiayaan syariah naik 16,78 persen menjadi Rp3,34 triliun. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) syariah tumbuh 4,13 persen menjadi Rp2,27 triliun.
Komitmen perbankan untuk mendorong UMKM terlihat dari penyaluran kredit yang mencapai Rp18,06 triliun pada Juni 2025, tumbuh 8,08 persen (yoy). Meski demikian, kualitas aset relatif memburuk dengan rasio NPL UMKM sebesar 3,18 persen, meningkat dari posisi Juni 2024 yang sebesar 2,16 persen.
Industri keuangan non-bank juga menunjukkan kinerja positif. Pada April 2025, perusahaan pembiayaan mencatat penyaluran pembiayaan Rp7,39 triliun atau tumbuh 15,48 persen (yoy), dengan NPF terjaga di angka 1,85 persen.
Sektor dana pensiun turut mencatat pertumbuhan. Total aset dana pensiun tumbuh 7,36 persen (yoy) menjadi Rp106,32 miliar, sementara total investasi meningkat 8,06 persen menjadi Rp103,88 miliar.
Di sisi fintech peer-to-peer lending, outstanding pinjaman mencapai Rp558,10 miliar atau tumbuh 58,61 persen (yoy), dengan jumlah rekening penerima aktif sebanyak 167.552. Tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) tercatat 1,69 persen.***