Sekjen Ikadi: Jangan Remehkan Peran Ormas Jaga NKRI

oleh -
Sekjen Ikadi, Dr M Khairan (kanan) didampingi Ketua Ikadi Sulteng, Muh Rizal Yasin, saat silaturrahim bersama Pimpinan Ormas Islam, Sabtu (29/04). (FOTO: IST)

PALU – Peran organisasi kemasyarakatan (ormas), khususnya Ormas Islam jangan pernah diremehkan, apalagi dikesampingkan dalam menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Apalagi kalau kita menelusuri perjalanan bangsa ini. Lahirnya Indonesia, harus kita akui juga lahir dari ormas. Siapa yang pertama kali menyampaikan konsep dan istilah NKRI? Adalah Muh Natsir yang juga pendiri Dewan Da’wah. Belum lagi kita bicara peran Muhammadiyah dan Nadhatul Ulama,” kata Sekjen Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Dr H Khairan M Arif, M.Ed, saat silaturrahim bersama pimpinan ormas, di salah satu hotel, di Kota Palu, Sabtu (29/04).

Bahkan, kata Khairan, sapaan akrabnya, jika melihat kasus pertikaian di beberapa negara, menurutnya hal tersebut terjadi, karena tidak ada ormas.

Di Indonesia, lanjut dia, walaupun sering terjadi perbedaan dalam menyikapi sesuatu, namun belum pernah terdengar dan terjadi, perbedaan-perbedaan tersebut berujung pada gesekan fisik.

“Ini terjadi, karena peran pemimpin ormas, khususnya Ormas Islam yang langsung meredam dan menjadi penengah ketika ada anggota Ormasnya yang berselisih dengan Ormas Islam lain,” katanya.

Dalam kesempatan silaturrahim yang digelar antara Shalat Ashar hingga Magrib tersebut, secara khusus Dr Khairan, seakan memberikan klarifikasi terkait Ikadi.

Katanya, selama ini mungkin ada anggapan yang seakan-akan melekatkan Ikadi dengan salah satu parpol di Indonesia. Hal itu, dengan tegas dibantahnya.

Menurutnya, Ikadi adalah organisasi independen yang tidak terikat dengan organisasi politik.

Di tingkat pimpinan pusat, 90 persen pengurus Ikadi adalah Aparat Sipil Negara (ASN), yang notabene tidak boleh berpolitik praktis.

Di dalam Ikadi, katanya, juga terdapat pengurus dan dewan pakar yang berasal dari lintas ormas dan organisasi politik.

“Ada pensiunan jenderal polisi, salah satunya Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam, kemudian Pak Wapres, KH Ma’ruf Amin, sudah 15 tahun menjadi Penasehat Ikadi. Ada juga yang berasal dari Golkar, PKB dan Parpol Islam lainnya,” sebutnya.

Mereka, kata dia, bergabung dengan Ikadi, karena merasa satu visi dan semisi dengan Ikadi, yakni menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin, sekaligus menjadi media perekat dan jalinan ukhuwah seluruh ormas, khususnya Ormas Islam di Indonesia.

“Agar ukhuwah tetap terjaga, kita berharap pertemuan silaturrahim seperti ini dapat kita rutinkan pelaksanaannya. Sebab semakin sering kita ketemu, maka jalinan ukhuwah akan makin erat. Silakan, kalua misalnya ada Ormas yang ingin jadi tuan rumah pertemuan selanjutnya,” tandas Ketua Ikadi Sulteng, Dr (c) Muh Rizal Yasin, SHI, MHI. *