PALU – Selaku Penanggung Jawab Tim Intervensi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sigi, Sekretaris Daerah Kabupaten Sigi, Muh. Basir mengingatkan, Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.
“Anak stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif,” kata Sekda Sigi, saat membuka Pertemuan Peningkatan Kapasitas bagi Kader Pembangunan Manusia (KPM) Kabupaten Sigi (Aksi 5) Tahun 2020, di salah satu hotel Kota Palu, Jum’at (28/11).
Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 diperoleh fakta bahwa, bayi di bawah usia lima tahun (balita) yang menderita stunting mencapai 30,8%. Artinya , sebanyak 7 juta balita di Indonesia saat ini yang merupakan generasi bangsa terancam kurang memiliki daya saing di masa depan.
Olehnya kata dia, pencegahan stunting sangat dibutuhkan untuk memastikan generasi muda Indonesia memiliki masa depan yang cerah.
Kemudian lanjut dia, pendampingan dalam pencegahan stunting di desa perlu, dilakukan oleh tenaga pendamping masyarakat desa dan Kader Pembangunan Manusia (KPM). Namun demikian kegiatan itu dimungkinkan juga dilakukan oleh berbagai pegiat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
“Untuk mempermudah kerja KPM dalam konvergensi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sigi,” harapnya.
Reporter: Hady
Editor: Nanang