PALU – Bermula dari rasa keprihatinan atas kondisi pembangunan di Sulteng saat ini, sejumlah elemen yang tergabung dalam Forum Diskusi Pembangunan Sulteng akan menggelar diskusi publik secara daring melalui aplikasi zoom meeting pada Sabtu malam, 30 Desember mendatang.
Setelah beberapa kali melakukan konsolidasi, forum akhirnya menyepakati tema yang akan diangkat dalam diskusi tersebut yakni; “Format Ideal Kepemimpinan Sulteng 2024”.
Forum ini terdiri dari organisasi dengan basis yang beragam di Sulteng, seperti Lembaga Pers Mahasiswa Silo Langi FKIP Untad, Pengurus Wilayah Himpunan Pemuda Alkhairaan (HPA) Sulteng, Yayasan Libu Empati Indonesia (LEI), Forum Komunikasi Masyarakat Kaili (FKMK) dan didukung sepenuhnya oleh Merdia Alkhairaat sebagai media partner.
“Saya pikir sudah waktunya kita memikirkan daerah kita secara bersama-sama. Pembangunan itu perlu kita bicarakan bersama-sama. Saya kadang prihatin, setiap kali Pilkada, yang terjadi malah permusuhan. Ada gep antara kelompok yang menang dan kalah dalam kontestasi. Yang secara tidak sadar, justeru menghambat proses percepatan pembangunan,” kata Ketua Umum FKMK, Abdul Rajab, kepada Media Alkhairaat, Jumat (23/12).
Ia mengaku sangat apresiasi dan mendukung keberadaan forum diskusi semacam ini, yang diharapkan menjadi ruang interaksi gagasan-gagasan besar dari para pemikir dan ahli, untuk keberlanjutan pembangunan Sulteng kedepan.
Hal yang sama disampaikan Dr. Hasanuddin Atjo, mantan Kepala Bappeda Sulteng (2017-2022). Ia melihat masih banyak hal yang perlu diperbaiki di Sulteng, terutama soal angka kemiskinan yang masih tinggi. Sulteng, menurut data BPS, saat ini masih berada dalam rangking ke 9 daerah termiskin di Indonesia (data BPS Maret 2022).
“Ada kejanggalan menurut saya. Ini adalah fenomena lama yang sampai saat ini masih menjadi masalah di Sulteng. Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi kita cenderung meningkat, sekitar 14 % (tiga besar nasional). Tapi orang miskin juga masih banyak, kenapa begini? Nah, inilah yang akan kita bedah dalam diskusi nanti,” Jelas Atjo, yang juga bakal menjadi pembicara pada dikusi jelang malam tahun baru nanti.
Sementara itu, Ketua PW HPA Sulteng, Dedi Irawan, melihat ada masalah yang perlu diperbaiki dari proses awal ketika pencalonan kepala daerah.
Bagi Dedi, demokrasi kita saat ini, tak lebih dari sebuah momen dimana ‘orang kaya’ bisa membiayai orang yang pandai, punya kapsitas dan dukungan politik, meskipun itu semu, untuk menjadi pemimpin.
Pada perjalanannya, kata Dedi, situasinya akan lebih membahayakan, sebab para ‘sponsor’ dalam masa kampanye pilkada dulu, akan menagih, meminta pengembalian atas apa yang mereka telah keluarkan.
“Ini sudah menjadi rahasia umum. Bukan fakta baru. Ongkos demokrasi kita cukup tinggi. Hanya orang-orang yang mau berkolaborasi dengan pemilik modal yang bisa,” kata Dedi.
Dari kelompok mahasiswa, Mohamad Iqbal, ketua LPM Silo Langi FKIP Untad menganggap forum diskusi yang akan digelar nanti bisa menghadirkan banyak orang, terlibat untuk saling bertukar gagasan. Pihaknya kata Iqbal, menyiapkan kapasitas ruang zoom meeting sebanyak 300 orang untuk tahap awal. Dan jika peminatnya banyak ia dan rekan-rekan yang tergabung dalam tim kerja Forum Diskusi akan membuka kapasitas ruang lebih dari itu.
“Kami senang bisa berkolaborasi dengan lembaga-lembaga di luar kampus. Ini untuk Sulteng, sudah saatnya kelompok mahasiswa ambil bagian untuk memikirkan daerahnya. Semoga bisa mencapai target peserta. Ini masih tahap awal. Kalau berjalan bagus dan respon baik, kita akan tingkatkan kapasitasnya,” kata Iqbal, Jumat 23 Desember 2022 melalui sambungan telepon.
Adapun para pembicara yang sudah menyatakan kehadirannya dalam diskusi yakni; Guru Besar Ilmu Kebijakan Publik, Prof Slamet Riyadi Cante, Anggota DKPP yang juga mantan Ketua Bawaslu RI (2017-2022), Dr. Ratna Dewi Pettalolo, Mantan Kepala Bappeda Sulteng, Dr. Hasanuddin Atjo, Ketua MUI Kota Palu, Prof. Zainal Abidin.
Untuk mentaktisi keterbatasan ruang di aplikasi zoom, pihak penyelenggaran akan menyambungkan jalannya diskusi melalui video streaming YouTube dan Facebook dengan alamat Forum Diskusi Pembangunan Sulteng. *