PALU – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Elissa Bunga Allo, menghadiri acara diseminasi Ujian Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka bagi kalangan profesional yang digelar Balai Bahasa Provinsi Sulteng, Senin (11/11).
Pada kesempatan itu Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulteng, Dr. Asrif,, mengungkapkan bahwa beberapa bahasa daerah yang ada di Sulteng menuju “sakratul maut”.
“Misalanya Bahasa Tolitoli akan hilang dan akan disusul oleh Bahasa Kaili, Bahasa Andio yang diperkirakan kurang dari 10 orang yang menguasainya. Bahasa Tolitoli hari ini berganti bahasa daerah lain,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi ini memerlukan perhatian dari pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya, terkhusus kepada DPRD Sulteng untuk memperhatikan masalah yang ada.
Selain persoalan bahasa daerah, dia juga menyoroti adanya TKA (tenaga kerja asing) yang bekerja di Morowali dan Morowali Utara yang tidak mengikuti UKBI.
“Padahal sudah ada undang-undangnya, permenakernya juga sudah ada. Tapi sayang ini diabaikan,” sesal Asrif.
Terkait itu, anggota DPRD Sulteng, Elisa Bunga Allo, meminta kepada Kepala Balai Bahasa agar menyurat ke DPRD terkait temuannya di lapangan.
“Agar kami DPRD bisa melakukan RDP (rapat dengar pendapat) bersama pihak terkait untuk segera menyelesaikan masalah yang ada. Tentu kami akan mendukung dan mencari solusi,” kata politisi PDI-Perjuangan itu.
Menurutnya, bahasa ini sangat penting. Apalagi bahasa daerah yang merupakan ciri khas sebuah daerah.
“Olehnya perlu pelestarian. Contohnya Sulsel yang sangat menjaga bahasa daerahnya. Sulawesi Tengah mempunyai bahasa daerah terbanyak. Perlu adanya dorongan dari pemerintah daerah untuk menjaga bahasa yang ada agar tidak hilang begitu saja,” tegasnya.
Pihaknya sendiri akan mendorong penyelesaian masalah itu sesuai dengan kewenangan yang dimiliki DPRD.
“Entah dibuatkan suata perda yang bisa melindungi dan melestarikan bahasa daerah yang ada di Sulteng, atau dengan cara yang lain. Perlu kita pikirkan sama-sama,” imbuhnya. (RIFAY)