MORUT – Morowali Utara (Morut) mencatatkan diri sebagai daerah melakukan sosialisasi terbanyak biosaka. Masyarakat di Morowali Utara terlibat dalam pembuatan biosaka elisiter lebih dari 500 orang. Dengan ini diharapkan, akan menjadi solusi atas tidak terpenuhinya kebutuhan pupuk petani Indonesia.

Gerakan biosaka massal ini dipimpin langsung Bupati Morowali Utara, Staf Khusus Menteri Pertanian RI dan Pusluh BPPSDMP Kementerian Pertanian, Senin (6/3) di Desa Tiu, Kecamatan Petasia Barat.

Pembuatan biosaka ini melibatkan para petugas penyuluh lapangan se-kabupaten Morowali Utara, Kelompok Tani, ibu ibu rumah tangga sampai murid sd hingga SMA/ SMK.

Gerakan ini dimulai pukul 09.00 pagi. Mereka diajarkan membuat biosaka berjejer berhadapan sepanjang kurang lebih 300 meter.

“Kenapa kita ajak anak-anak ikut kegiatan ini, karena selama ini kami anggap yang namanya rumput itu cuma bikin kotor. Ternyata pagi ini kami baru tau kalau kita kumpul lima jenis rumput dan ikut cara yang diajarkan tadi, bisa jadi pengganti pupuk,” kata Mercy salah satu guru pendamping hadir pagi itu.

Bagi tenaga pengajar lainnya, kegiatan ini membawa dampak bermain yang bermanfaat.

“Ini anak anak kan sukanya bermain, kalau metodenya seperti tadi ini bagus sekali. Kami ajak anak-anak memetik rumput yang banyak sekali di lingkungan kami. Baru kita mulai praktik pembuatannya dengan menuang air ke dalam wadah loyang. Setelah itu kita remas remas melawan arah jarum jam atau ke kiri selama sepuluh sampai lima belas menit. Tadi hasilnya diukur PPL pertanian, rata-rata di atas 500 itu apa namanya yang saya juga kurang mengerti,” ungkap salah satu guru pendamping dalam kegiatan tersebut.

Bagi pemerintah Kabupaten Morowali Utara, kegiatan ini adalah solusi dari ketergantungan pada pupuk selalu dikeluhkan para petani.

“Hari ini masyarakat diajarkan memanfaatkan alam sekitar sebagai solusi terhadap ketergantungan pupuk. Kami berterimakasih kepada Kementrian Pertanian, Dinas Pertanian dan semua pihak terlibat dalam kegiatan ini. Alam ternyata menyediakan semuanya bagi kita,” kata Bupati Morowali Utara, Delis Julkerson Hehi.

Bupati bersama Ketua Tim Penggerak PKK bahkan terlibat langsung dalam dialog bersama para peserta, baik PPL Pertanian, Kelompok Tani sampai anak anak sekolah.

“Berarti nanti kamu orang bisa ajar papa dan mama dirumah supaya tananam dirumah bisa pake cara ini,” kata Delis sambil mengelud kepala murid murid sekolah ikut sosialisasi Biosaka.

Sementara Staf Khusus Menteri Pertanian, Yesiah Ery Tamalagi memberi pujian kepada pelaksana kegiatan ini.

“Luar biasa, ini kegiatan sosialisasi biosaka pertama diikuti langsung banyak orang, bahkan melibatkan anak-anak sekolah. Biasanya peserta pembuatan biosaka jumlahnya puluhan orang, tapi pagi ini sepanjang hampir 300 meter masyarakat berjejer berhadapan mengikuti dengan serius kegiatan ini.

“Tadi saya hitung pesertanya, cuma sampai angka 500 saya sudah cape. Salut, semoga ini bisa betul-betul diterapkan dalam rangka pembangunan pertanian di Morowali Utara,” kata Yesiah Ery dalam keterangan tertulis diterima MAL Online, Selasa (7/3).

Biosaka sendiri merupakan rangkaian dari dua suku kata : Bio adalah tumbuhan, saka singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam ditemukan petani muda asal Biltar bernama Ansar.

Biosaka dibuat dari ramuan diremes manual tangan dari bahan minimal 5 jenis rumput/daun yang sehat sempurna di sawah dicampur air, tanpa campuran apapun, diremes dengan tangan manual, hingga ramuan homogen harmoni koheren, tidak pakai mesin blender, terus disemprot ke tanaman dan sisanya bisa disimpan hingga 5 tahun

Satu genggam rumput diremes dicampur dengan air 5 liter cukup untuk menyemprot 3-4 hektar semusim untuk padi jagung kedelai singkong sorgum, ubi, kacang, sayuran buah dan lain-lain sangat efisien. Ramuan biosaka efektif dalam area wilayah setempat dan terjauh radius 20kilometer tidak efektif diaplikasikan di kabupaten/wilayah lain karena pengenalan agroekosistem

Biosaka itu bukan pupuk, bukan pestisida, tetapi elisitor berperan sebagai signaling bagi tanaman tumbuh dan berproduksi lebih bagus, hemat pupuk kimia sintetis, meminimalisir hama penyakit, lahan menjadi lebih subur.

Reporter: IKRAM
Editor: NANANG