PALU – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Tengah, saat ini menyelesaikan Pelatihan Dasar (Latsa) CPNS Golongan II dan Golongan III, yang terdiri dari tiga angkatan yaitu angkatan 31, angkatan 104, dan angkatan 105 dalam rentang waktu 28 Mei sampai 15 Agustus Tahun 2022. Dari total tiga angkatan tersebut diikuti oleh 97 peserta yang terdiri dari golongan II dan III dari 16 perangkat daerah.
Kepala BPSDM Provinsi Sulteng Adidjoyo Dauda mengatakan, bahwa pelatihan dasar adalah wahana pembentukan sikap CPNS agar mampu merespon kondisi eksternal yang penuh dengan dinamika, melalui nilai-nilai dasar profesi ASN yang telah mengalami perubahan kirikulum sesuai core value ASN berakhlak. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Menpan RB Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Value dan Employed Branding ASN.
“Pelaksanaan pelatihan dasar CPNS Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2022 dilaksanakan secara bleanced learning, yaitu perpaduan antara distance learning atau pembelajaran yang diawali dengan pembelajaran secara mandiri atau massive open online course (MOOC) selama 16 hari kerja. Dilanjutkan dengan daring yang dilaksanakan selama 22 hari, serta pembelajaran non klasikal atau aktualisasi selama 30 hari kerja. Dan yang terakhir adalah pembelajaran klasikal selama enam hari,” ujar Adidjoyo Dauda, menutup secara resmi Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Provinsi Sulawesi Tengah Angkatan XXXI, CIV, dan CV Tahun 2022, di Aula Sinergitas BPSDM Prov. Sulteng, Senin (15/8).
Sesuai dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara, Nomor 10 Tahun 2021 bahwa standar kelulusan yang ditetapkan bagi peserta Latsar cukup tinggi yaitu 70,01. Yang dinilai dari lima aspek penilaian yaitu Aspek Evaluasi Akakdemik 20 persen, Aspek Rancangan Aktualisasi 30 persen, Aspek Penguatan Kompetensi Tekhnis Bidang Tugas 15 persen dan Aspek Evaluasi Aktualisasi 30 persen,. Standar tinggi tersebut bukan sekedar formalitas.
“BPSDM Provinsi Sulteng selaku penyelenggara Latsar CPNS berkomitmen terhadap standar penilaian tersebut, sehingga setiap aspek komponen yang dinilai diharapkan akan menciptakan ASN yang kompeten dan sesuai dengan standar kebutuhan pemerintah daerah,” ujarnya.
Sebagai penutup dia menyampaikan,dengan berakhirnya pelatihan dasar ini bukan merupakan akhir dari aktualisasi para peserta, akan tetapi aktualisasi yang sebenarnya adalah ketika para peserta mampu menghabituasikan nilai-nilai dasar profesi ASN Berakhlak, serta mampu menerapkan peran dan kedudukan ASN pada lingkungan kerja yang sebenarnya.
“Ubahlah cara berpikir dan mindset kalian. Berpikirlah dengan berorientasi sebagai abdi negara atau pelayan masyarakat, bukan untuk dilayani masyarakat,” tutup Adidjoyo.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG