PALU – Dua santri Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhairaat Salafiyah Sasa, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, mengikuti Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat internasional yang berlangsung di Ponpes As’adiyah, Kota Sengkang, Kabupaten Wajo, tanggal 30 September lalu.
Dua santri tersebut adalah Yusuf Al-Bugis yang mengikuti cabang lomba fiqh dengan kitab yang diujikan yaitu Fathul Muin, serta Ubaidillah Mahrus yang mengikuti cabang aqidah akhlak dari Kitab Minhajul Abidin.
Ustadz Ahmad bin Utsman, Ketua Harian Pondok Pesantren Alkhairaat Salafiyah Sasa, mengatakan, dari lomba tersebut, dua santri memang belum berhasil meraih juara. Namun, kata dia, dengan mengikuti lomba ini akan menjadi modal utama bagi para santri untuk lebih meningkatkan kemampuan dan bisa menjadi juara pada lomba-lomba berikutnya.
“Sebenarnya acara penutupan malam ini. Cuma kemarin hasil perlombaan sudah keluar, namun santri kami belum lolos, jadi kita langsung ke Palu. Selain berziarah ke Makam Guru Tua, juga bersitaturahmi dengan Ketua Utama Alkhairaat,” kata Ustadz Ahmad, saat ditemui di kediaman Ketua Utama Alkhairaat, Habib Sayyid (HS) Alwi bin Saggaf Aljufri, Senin (06/10).
Ustadz Ahmad mengatakan, para santri di Ponpes Alkhairaat Salafiyah Sasa selalu aktif mengikuti lomba.
“Dua tahun lalu, kami juga ikut lomba MQK tingkat nasional yang berlangsung di Lamongan,” katanya.
Ia berharap, dengan ikut serta di berbagai lomba kali ini, menjadi awal yang baik untuk ke depannya bisa bersaing dengan pondok-pondok pesantren yang ada di luar Maluku Utara.
“Mudah-mudahan ini bisa jadi batu loncatan untuk anak-anak bisa lebih semangat, karena setidaknya mereka sudah tahu dan banyak pengalaman bertemu dengan banyak santri dari daerah lain, bahkan dari luar negeri,” katanya.
Dengan demikian, kata dia, para santri bisa melihat dan belajar dari kualitas santri-santri yang lain, sehingga secara tidak langsung bisa mengetahui apa yang perlu diperbaiki ke depan.
“Kalau dari sistem Insyaallah kita di timur tidak kalah juga. Mungkin yang perlu ditingkatkan dan ditanamkan lagi adalah tingkat kepercayaan diri dan bagaimana bisa berani tampil dengan semangat,” katanya.
Ponpes Alkhairaat Salafiyah Sasa berdiri sejak Tahun 2019. Ponpes ini mulai dari tingkat wustha atau setingkat dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs)/SMP, dan ulya atau setingkat Madrasah Aliyah (MA)/SMA.
Saat ini terdapat kurang lebih 174 santri, mulai tingkat wusta sampai ulya dengan tenaga pendidik kurang lebih 25 orang.
Ketua Utama Alkhairaat, HS Alwi bin Saggaf Aljufri, menyampaikan, juara lomba bukanlah tujuan utama, tapi bagaimana para santri bisa berani tampil dan berkompetisi dengan santri lain, apalagi dari luar negeri.
“Jadi ini motivasi sekaligus menguji agar kita bisa tahu sejauhmana kemampuan kita,” kata Habib.
Menurutnya, para santri Alkhairaat sudah terlatih mengikuti lomba. Mereka sering berkompetisi, baik antar kelas, antar pesantren Alkhairaat dan pesantren dari luar lingkungan Alkhairaat.
“Jadi bukan berarti mereka tidak bisa menjawab, bisa jadi mungkin karena gugup, grogi dan sebagainya. Insyaallah ini jadi pemicu semangat mereka dan bisa membawa nama Alkhairaat,” kata Habib Alwi.