POSO – Sekitar 500 santri sari panti asuhan Yayasan Fadhila Alkhairaat Tegal Rejo Poso, menggelar upacara peringatan HUTKemerdekaan RI ke-73 di atas laut di Poso, Jumat (17/08).
Upacara di atas laut itu dimaksudkan agar para santri, selain memaknai arti penting perjuangan meraih kemerdekaan, juga menumbuhkan rasa cinta terhadap bahari.
Upacara ini dimulai pukul 07.00 Wita dan dipusatkan di Pantai Kelurahan Tegal Rejo, Kecamatan Poso Kota Utara atau tepatnya di lokasi Yayasan Fadhila Alkhairaat.
Terlihat seluruh peserta menggunakan sarung dan kopiah. Para santri bersama warga mengikuti upacara sambil berendam di air laut dengan kedalaman sekitar enam puluh centimeter.
Dalam upacara tersebut, selain menyanyikan lagu Indonesia raya, para santri bersama warga Tegalrejo kemudian membacakan ikrar janji kesetiaan santri terhadap NKRI.
Pembina Panti Asuhan Yayasan Fadhila, Ustadz Samsul Muarief menyampaikan, upacara di atas laut itu dilaksanakan sebagai bentuk menumbuhkan rasa cinta para santri terhadap laut dan Tanah Air. Selain itu para santri dan warga adalah satu dalam tanah air dan satu dalam berbangsa yang memahami tentang pentinganya mengenang jada para pejuang NKRI.
“Tentunya kita di sini semuanya satu yang cinta tanah air, satu sama rasa yang kemudian sama-sama turun di laut basah kuyup untuk melaksanakan upacara HUT Kemerdekaan,” kata Samsul.
Diakhir upacara, para santri juga mendoakan Indonesia agar tetap damai, aman dan tidak terpecah belah yang kemudian dilanjutkan dengan penanaman terumbu karang.
Upacara itu dihadiri Babinkamtibmas Bripka Ahmad Fuad, Babinsa Tegalrejo, pihak Kementrian Agama Poso, Sekretaris Komda Alkhairaat Poso, Ibrahim Ismail, Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Poso, Ustad Ustami Idris, Pihak Kampus STAI Poso dan PMII Poso serta masyarakat setempat.
Di Palu, puncak HUT RI juga diperingati jajaran Pengurus Besar (PB) Alkhairaat dengan menggelar upacara di lapangan kompleks PB, diikuti kalangan pelajar, tenaga pengajar dan pegawai di lingkungan Alkhairaat sendiri.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB Alkhairaat, Ridwan Yalidjama yang bertindak sebagai pembina upacara, berharap agar Alkhairaat benar-benar menjalankan sistem pendidikan yang amanah, sebagai bentuk tanggung jawab keumatan untuk membina dan mendidik generasi bangsa dan agama, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertera dalam UUD 45.
Menurutnya, system pendidikan juga harus dikondisikan dengan perkembangan zaman untuk kepentingan kemajuan pendidikan itu sendiri, namun tidak meninggalkan nilai-nilai agama seperti moral dan akhlak, sebagai pondasi sikap yang religius.
“Karena salah satu tujuan dari pendidikan di Alkhairaat yaitu untuk memperbaiki akhlak generasi muda, untuk menjadi pemuda yang dapat berbakti bagi bangsa dan agamanya dimasa akan datang. Hal itu juga yang diamanatkan pendiri Alkhairaat, yaitu Guru Tua,” ungkapnya.
Sekjen menambahkan, sistem pendidikan saat ini sudah jauh berbeda dengan di masanya dulu.
Sekjen yang dulunya mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Putra Alkhairaat, juga sempat menceritakan pengalamannya.
“Kami menimba air untuk kebutuhan pondok. Saya dulu sampai memar badan di pukuli ustadz, tapi kami tidak jadikan masalaha dan tidak melapor ke orang tua, karena kalau melapor juga pasti orang tua tambah lagi dengan pukulan atau dimarahi,” sebutnya. (MANSUR/YUSUF)