Sang Ibu Yakin, Pria yang Ditembak di Parigi itu Anaknya

oleh -
Mobil ambulance milik Biddokes Polda Sulteng yang membawa jenazah terduga teroris saat memasuki Rumah Sakit Bhayangkara, Selasa (17/11) malam. (FOTO: IKRAM)

PALU – Dua jenazah yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Poso, Wahid alias Aan alias Bojes dan Azis Arifin tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Pukul 23.44 WITA, Selasa (17/11) malam.

Jenazah keduanya langsung dibawa masuk ke ruang pemulasaraan untuk dilakukan autopsi.

Kedua orang tua dari Wahid, yakni Yuni dan Rahim turut ikut dalam rombongan pembawa jenazah.

Yuni meyakini bahwa yang meninggal itu anaknya.

Ia berencana akan membawa jenazah anaknya ke kampung halaman di Desa Bolano untuk dikebumikan.

“Rencana mau dibawa pulang dan sudah diberi izin kepolisian, cuma belum ditahu kapan,” kata Yuni.

Yuni mengaku tidak mengetahui apa yang dilakukan putranya selama ini. Mereka terakhir kali bertemu saat pesta pernikahannya Tahun 2019 lalu. Kini Wahid sudah dikaruniai seorang anak.

“Dan baru bertemu sekarang saat dengar kematiannya,” kata Yuni.

BACA JUGA :  Setiap Anggota DPRD Sulteng yang Dilantik Hanya Boleh Disertai Lima Orang

Selama ini, yang ia tahu, anaknya tinggal di Kota Palu bekerja di bengkel pemasangan stiker. Dan pernah bekerja di salah satu kedai es teler.

Wahid sendiri merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol. Didik Supranoto, membenarkan bahwa kedua jenazah tersebut merupakan DPO Poso, sesuai hasil identifikasi.

Azis sendiri berasal dari Kelurahan Lampe, Rasanae Timur, Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Ia mengatakan, untuk pemakamannya sendiri masih menunggu putusan pimpinan.

BACA JUGA :  Amankan Obvitnas, Pertamina Patra Niaga Sulawesi Jalin Kerja Sama dengan Polda Sulteng

“Apakah dikuburkan di Kota Palu atau diwilayah asal masing-masing korban,” katanya.

Dia menambahkan, para DPO ini turun, sebab terdesak oleh personil TNI dan Polri, serta Densus 88 saat melakukan operasi.

“Dan kemungkinan akan melakukan kegiatan Amaliah, terbukti dari beberapa alat berupa senpi dan bom lontong,” kata Didik.

Keduanya diduga merupakan anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tewas saat baku tembak dengan Satgas Tinombala di Desa Bolano Barat, Kecamatan Bolano, Kabupaten Parigi Moutong. Selasa sore.

Dari tempat kejadian, puluhan barang bukti diamankan, di antaranya, satu senjata revolver, dua buah bom lontong, amunisi, GPS, kompas dan lainnya.

Sebelumnya, Wahid dan Azis sempat muncul di permukiman warga Kelurahan Mamboro, Kota Palu, Sabtu (17/11) dan sempat diburu aparat.

BACA JUGA :  Terima Pengaduan Lawyers Sangganipa, Polda Sulteng Pastikan Bekerja Profesional

Hingga kini DPO Poso yang tersisa adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, Qatar alias Farel alias Anas, Askar alias Haid alias Pak Guru, Moh. Faizal alias Mamnung, Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh alias Muchlas, Khairul alias Irul alias Aslam, Jaka Ramadhan alias Krima alias Rama, Alfin alias Adam, Rukhli,Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.

Sementara yang sudah meninggal adalah Rajif Gandhi Sabran alias Rajes, Udin, Ali alias Darwin Gobel, Muis Fahron alias Abdullah, termasuk Wahid dan Azis.

Reporter : Ikram

Editor : Rifay