PALU – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Sandiaga Uno, Jumat (02/11), menyempatkan diri berziarah ke makam pendiri Alkhairaat, Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua di kompleks Masjid Alkhairaat.
Ia didampingi Gubernur Sulteng, Longki Djanggola dan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, Habib Ali bin Muhammad Aljufri. Sebelum berziarah, Sandiaga bersilaturahim ke kediaman Habib Ali di Jalan Bakuku. Ia diterima di balai-balai bambu di halaman rumah Habib Ali.
“Ini bentuk pemulihan trauma,” kata Habib Ali kepada Sandiaga sambil mempersilakan dia naik dan duduk di balai-balai.
Sambil bersandar pada sebuah bantal besar, Sandiaga mendengarkan Habib Ali dan Gubernur Sulteng menceritakan kejadian gempa yang memicu tsunami dan likuifaksi di Palu, Donggala dan Sigi pada akhir September lalu.
“Saya saat itu sedang berada di Lende dan merasakan guncangan gempa bumi cukup keras karena memang tidak jauh dari pusat,” kata Habib Ali.
Sementara Gubernur Longki menuturkan, saat gempa, dia sedang menjalankan tugas di Kabupaten Tojo Una-Una dan langsung memutuskan kembali ke Palu, begitu tahu gempa besar mengguncang Kota Palu, Donggala dan Sigi.
Usai silaturahmi dan ziarah, Sandiaga bersama rombongan melanjutkan kunjungan ke lokasi likuifaksi di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat.
Di sana, dia berjalan di atas reruntuhan puing bangunan rumah dan berdialog dengan warga sekitar yang menjadi korban.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, hanya 20 persen dari 450 keluarga di kelurahan tersebut yang selamat dari bencana.
“Kita dapat mengambil hikmah dari musibah ini,” katanya.
Sebelum itu, Sandiaga sempat mengunjungi pasar tradisional Inpres Manonda.
Ia mengunjunji sejumlah lapak pedagang, sekaligus berkomunikasi dengan mereka, terkait kondisi yang mereka hadapi pascabencana.
Mantan Wagub DKI itu juga menyempatkan diri membeli dua potong tempe seharga Rp12 ribu dan Rp1.000 yang dibayar dengan uang Rp100 ribu.
“Alhamdulillah,” kata sang penjual, ketika Sandiaga tidak mau menerima sisa kembalian uangnya.
Sandiaga berharap, pasar di Kota Palu dapat kembali ramai, para pedagang terus semangat berdagang, agar harga-harga dapat kembali normal.
Ia juga meminta pemerintah daerah berkolaborasi dengan dunia usaha untuk pemulihan sektor ekonomi di tiga daerah terdampak bencana. Hal itu perlu dilakukan untuk menekan angka inflasi di Kota Palu yang tercatat 2,27 persen dan merupakan inflasi tertinggi di Indonesia pada Oktober 2018.
Menurut Sandi, tingginya angka inflasi harus disikapi dengan mempercepat mata rantai distribusi barang-barang kebutuhan pokok.
Jika itu disikapi akan mempercepat penurunan harga kebutuhan pokok masyarakat.
“Itu data kadang tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Kalau mau lihat, cek langsung ke pasar-pasar. Memang di awal pascabencana, harga-harga tinggi. Tetapi saat ini sudah berangsur turun,” ujarnya. (FAUZI)