Sambut Peluang Pasar IKN, Pemkot-CPM Bina Peternak Domba di Ring I Perusahaan

oleh -
Kabid Pembibitan dan Produksi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu Anang Boediarso saat berkunjung ke lokasi pembibitan ternak, di Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Rabu (09/11). (FOTO: media.alkhairaat.id/Faldi)

PALU – Pemerintah Kota (Pemkot) Palu bersama PT Citra Palu Minerals (CPM) berkolaborasi melakulan pembinaan terhadap peternak domba lokal untuk menyambut peluang pasar di Ibu Kota Negara (IKN) Baru di Kalimantan Timur.

Peternak binaan ini merupakan warga yang ada di wilayah Ring I PT CPM.

Rabu (09/11), Kepala Bidang (Kabid) Pembibitan dan Produksi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu Anang Boediarso, berkunjung ke lokasi pembibitan ternak, di Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore.

“Pembinaan yang kami lakukan bersifat individu dan kelompok kepada para peternak untuk memperbaiki pola peternakan yang lebih baik agar dapat menambah produksi domba lokal Palu,” kata Anang Boediarso.

Dia menjelaskan, salah satu faktor yang menjadi penunjang peningkatan produksi ternak lokal seperti domba Palu adalah melalui pola pemberian pakan yang teratur.

Faktor penunjang lain adalah diharuskan untuk menjaga kondisi ternak agar bebas dari stres yang berkepanjangan sehingga tidak berpengaruh terhadap produktifitas ternak.

BACA JUGA :  Perempuan Kota Palu Diajar Manfaatkan Jasa Keuangan

Anang menyebut faktor itu sekaligus dapat mencegah penyakit yang kerap dialami domba dan sejenisnya yakni cacat bawaan atau kelainan kongenital pada struktur dan fungsi organ tubuh seperti Cryptorchid akibat sistem pencernaan yang tidak sempurna.

“Karena jika dapat berproduksi dengan baik namun kondisinya cacat juga tidak akan memiliki harga jual yang tinggi di pasar sehingga dalam setiap pembinaan yang kami lakukan selalu menekankan hal-hal untuk mencegah penyakit pada ternak sekaligus mendukung produksi ternak untuk menjaga populasi domba lokal,” katanya.

Pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu mencatat saat ini jumlah produksi domba lokal mencapai 4.000 ekor dari rata-rata populasi pertahun sebanyak 360 ekor.

Jumlah itu, sambung Anang, oleh para peternak dipasarkan tidak hanya dalam wilayah Sulteng, melainkan hingga ke provinsi tetangga seperti Sulawesi Barat, Gorontalo dan Sulawesi Selatan.

BACA JUGA :  Kesbangpol Palu dan BPIP Gelar Diskusi Aktualisasi Nilai Pancasila

“Sepanjang tahun untuk pasaran ternak domba lokal ini sudah hampir ke seluruh wilayah Sulawesi. Beberapa tahun terakhir ini ada juga sudah ke Kalimantan pasca dicetuskan sebagai IKN. Oleh karena itu yang sudah terjadi ini akan dioptimalkan lagi tanpa mengurangi jumlah kebutuhan daerah sendiri,” imbuhnya.

Pekan lalu, warga di ring 1 tambang emas Poboya juga sudah berkunjung ke lokasi pembibitan ternak tersebut, untuk melihat langsung proses pengolahan pakan utama dan pakan tambahan untuk domba khas Palu.

Para peternak perwakilan warga Kelurahan Kawatuna, Lasoani dan Tanamodindi itu diperkenalkan dengan alat pencacah rumput serta jenis-jenis rumput yang mengandung vitamin, protein, mineral dan karbohidrat serta cara beternak hewan.

BACA JUGA :  Kota Palu Masuk Verifikasi dan Validasi Data SDG's

Ketua Kelompok Bulu Songu Kawatuna, Adra mengaku sangat bersyukur dengan adanya program dari CPM ajak warga Ring 1 berkunjung ke lokasi pembibitan ternak.

“Dulunya kita terkendala pakan karena banyaknya tromol sehingga lahan gembala sangat kecil. Saya berterima kasih dengan program ini karena ada makanan tambahan,” kata Adra.

Selama ini, kata Adra, mereka juga kesulitan mendapatkan pakan karena banyak lahan yang telah dialihfungsikan.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu, Viktor Manurung juga berterima kasih kepada CPM yang mau memperhatikan daerah di sekitar industri.

“Kolaborasi pemerintah dan CPM ini sangat bermanfaat,” kata Viktor.

Warga Ring I CPM yang berkunjung ke lokasi peternakan tersebut dibagi menjadi dua tahap. Pada Selasa.kemarin giliran dari K oohelurahan Poboya, Talise, Talise Valangguni dan Tondo.

Reporter : Faldi/Editor : Rifay