SIGI- Said Tolao, di usianya 74 tahun masih gigih mengajar anak-anak desa Toro menjaga alam atau hutan pada Tondo Lino Ngata Toro “Sekolah Alam Toro”, Dusun I, Desa Toro, Kecamatan Kulawi, Kabupeten Sigi.
Untuk menuju sekolah alam tersebut, melintasi jalan setapak, melewati kebun coklat warga, berjarak sekitar 1 kilometer dari pemukiman warga. Gemericik aliran sungai dan pohon-pohon menjulang tinggi masih terjaga menambah suasana sejuk dan asri mengiring perjalanan.
Memasuki lokasi sekolah, terdapat dua bangunan panggung berdiri satu bangunan sebagai tempat tinggal Said dan satu bangunan lagi sebagai sekolah alam.
Bermodalkan uang pribadinya,secara bertahap, membangun Sekolah Alam tersebut pada 2015.
“Pada awal dibuka murid saya berkisar 50 orang, terdiri dari anak usia sekolah dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP),” kata Said disela-sela mengajar, Kamis (16/5) petang.
Di sekolah alam tersebut Said, mengajarkan anak-anak bagaimana menjaga hutan dengan tidak menebang pohon sembarangan seperti pada kemiringan 30-45 derajat dan 50 meter dari daerah aliran sungai (DAS).
“Jadi tidak boleh sembarang tebang pohon seperti pada kemiringan, pasti lama-lama longsor,”katanya mengingatkan murid-muridnya.
Said juga mengajarkan berbagai pengetahuan lainnya seperti etika, nama-nama rumah-rumah adat, rumah tinggal, gunung-gunung wilayah Kulawi, peraturan adat dan lain sebagainya.
Menurutnya sedini mungkin anak-anak diajarkan etika, supaya generasi muda punya etika dan akhlak.
Namun kini ada sedikit menjadi kekhawatiran Said, dalam keberlangsungan proses belajar dan mengajar pada sekolah alam dibangunnya. Sekolah alam dirintisnya sejak 2015 pada beberapa bagian atapnya bocor dan kayunya mulai termakan usia.
Sehingga dalam proses belajar, dirinya menggunakan bagian teras bangunannya, Said khawatir bila menggiring anak-anak belajar di bangunan sekolah alamnya mengalami hal-hal tidak diinginkan.
Olehnya dirinya berencana melakukan renovasi total terhadap bangunan sekolah alam, namun terkendala finansial. Ia berharap pada pihak pemerintah mulai dari tingkat pusat, provinsi, daerah hingga tingkat desa, atau ada donatur bisa memperhatikan mendukung niat serta langkahnya tersebut melakukan renovasi.
“Sehingga proses belajar mengajar pada anak-anak usia dini tersebut bisa berlangsung nyaman dan tanpa ada kekhawatiran terjadi hal-hal tidak diinginkan,” pungkasnya.
Salahsatu murid Sekolah Alam Toro Khumaira mengatakan sangat senang bisa belajar di Sekolah alam tersebut.
Dirinya mendapat berbagai ilmu pengetahuan diantaranya bagaimana menjaga alam dengan tidak melakukan penebangan pohon sembarangan dan ilmu pengetahuan lainnya berkaitan seperti peraturan adat, etika dan hal-hal lain.
Ia bersama rekan-rekannya belajar usai pulang sekolah formal mulai Senin, Rabu dan Sabtu.
Reporter : IKRAM
Editor : NANANG