Rasanya tiada bosannya kita berbicara tentang sabar, karena kesabaran diperlukan dalam segala aspek kehidupan kita. Dan tiang Iman yang melekat kepada rasa optimisme ialah sabar.

Tanpa kesabaran maka perasaan manusia akan setiap saat menjadi korban segala persoalan yang menghimpitnya.

Hidup ini seperti roda yang berputar. Kadang kita berada diatas dan kadang pula kita berada dibawah. Tergantung bagaimana kita  memposisikannya, pastinya bahwa musibah adalah sebuah ujian dan cobaan yang datang dari Allah SWT untuk menguji hambaNya sebagai pembersih dan penghapus dosa-dosanya serta menjadikannya dalam timbangan kebaikan mereka apabila bersabar.

Allah SWT menghadirkan ujian untuk menguji tingkat kesabaran kita. Sifat sabar ini  akan memberikan kesempatan seseorang membaca persoalan hidup dalam kacamata yang lebih luas.

Kesabaranlah yang menjadi pintu seseorang menemukan kemudahan saat mengalami kesulitan. Sabarlah yang membuat orang bisa menguasai dirinya sendiri. Sehingga kesabaranlah yang benar-benar menjadi penolong orang-orang beriman.

Allah Ta’ala berfirman “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-baqarah :153)

Kesabaran dan keikhlasan sangat-sangat diperlukan dalam menghadapi cobaan yang tengah menimpa kita.

Memang terkadang sulit untuk menumbuhkan dua hal itu. Tapi itu adalah kunci uatama dalam kehidupan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Kesabaran untuk menerima apa yang telah diberikan Allah kepada kita, dan kita harus percaya bahwa Allah akan memberi cobaan kepada hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Tentunya akan salah persepsi apabila sabar hanya berdiam diri dan menunggu keajaiban.

Allah juga mengajarkan manusia untuk bertawakal dan berikhtiar. Bukan hanya berpangku tangan, tetapi tetap berusaha, berusaha dan berusaha sesuai dengan kemampuan kita. Manusia hanya bisa berusaha dan Allah adalah Penentu keadaan yang pantas untuk diberikan kepada manusia tersebut.

Orang yang sabar tidak hanya bersikap lapang dada saat menghadapi kesulitan dan musibah, tetapi juga teguh pendirian (istiqamah) dalam memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan optimistis dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna.

Sabar bisa diklasifikasikan menjadi lima, yaitu sabar dalam ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan, sabar dalam menerima dan menghadapi musibah, sabar dalam menuntut dan mengem bangkan ilmu, serta sabar dalam bekerja dan berkarya.

Kelima bentuk kesabaran ini berkaitan erat dengan ketahanan mental spiritual, sehingga kesabaran itu selalu menuntut ketahanan jiwa dan kekayaan mental spiritual yang tangguh.

Dalam menuntut ilmu dan berkarya, misalnya, kesabaran sangat diperlukan karena kehidupan ini selalu berproses, memerlukan waktu, dan tidak instan. Ketika “melamar” menjadi murid Khidir, Nabi Musa AS diminta memenuhi satu syarat saja, yaitu sabar.

Dalam banyak hal, ketidaksabaran merupakan awal dari penyimpangan dan kemerosotan moral.

Korupsi, misalnya, merupakan wujud dari ketidaksabaran seseorang dalam meraih kekayaan secara halal dan legal. Kemacetan jalan raya sering kali disebabkan oleh ketidaksabaran pengguna jalan untuk disiplin dan antre.

Menurut Ali bin Abi Thalib, sabar itu sebagian dari iman. Nilai sabar itu identik kepala pada tubuh manusia. Jika kesabaran telah tiada, berarti iman dalam diri manusia itu telah sirna.

Sejarah menunjukkan bahwa kemenangan dakwah Islam, antara lain, terwujud karena kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian, musibah, dan permusuhan.

Tentara Muslim dalam perang Badar yang hanya berjumlah 313 orang berhasil menga lahkan tentara kafir Quraisy yang berjumlah 1.000 orang karena kuatnya kesabaran mereka. (QS al-Baqarah [2]: 249).

Pendidikan kesabaran juga merupakan salah satu cara untuk memperoleh petunjuk Allah SWT, karena orang yang sabar hanya mau mendengar suara hati nurani, bukan mengikuti hawa nafsu dan emosi. (QS as-Sajdah [32]: 24). Sabar berarti kita harus ikhlas, menerima dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)