Ahmad Abuhadjim berdiri di samping Jasrun Dani, kakek yang fotonya menghiasi publikasi Festival Tumbe. Jasrun berdiri paling depan barisan yang memegang telur. Beriringan mereka berjalan dengan didampingi pengawal keraton dan petugas keamanan. Tanpa alas kaki, rombongan Mombawa Tumpe (bahasa Saluan) mengantar telur ke keraton. Bupati dan rombongannya termasuk tamu dari provinsi dan kabupaten lain berjalan di barisan paling depan. Langkah tidak boleh terhenti ketika menempuh jarak dari pelabuhan ke Keraton, sekitar 750 meter.
Begitu tiba di Keraton, orang-orang sudah menunggu baik di dalam keraton, teras keraton hingga di luar, dibawah tenda. Beberapa anak-anak menonton dari samping keraton. Rombongan berhenti sebentar, Ahmad Abuhadjim jalan berjinjit—pantat hampir menyentuh lantai—melaporkan dalam bahasa Banggai kepada pemangku adat di dalam keraton, bahwa rombongan telah tiba. Setelah dipersilahkan masuk, barulah para pembawa telur itu masuk, menyerahkan langsung ke Hukum Tua (seharusnya Jogugu yang menerima) dengan berjalan berjinjit pula.
Begitu rombongan dari Batui kembali ke Batui, dan telur telah bermalam sebanyak 3 malam di Banggai (dua malam di keraton, satu malam di Tinakin), pemilik telur dapat mengambil telur di keraton, dan masyarakat Batui dapat memakan telur itu.
“Pernah ada yang coba-coba, mereka ingin membuktikan, benar tidak, telur itu harus tiba di Banggai dulu. Mereka memakan telur, dan kontan (automatis) semuanya sakit perut,” kata Ahmad Abuhadjim disusul tawanya yang menggoyangkan jenggotnya yang sudah putih.
Djamil Hamid menuturkan bahwa telur yang berjumlah 85 butir itu milik keramat Boneaka. Kamali Boneaka akan ambil lalu dibagikan kepada Kamali Putal dan Kamali Banggai Lalongo. Sisanya dibagikan kepada keturunan raja dan mungkin juga pemerintah, seperti Bupati, Wakil Bupati, Sekda dan lainnya.
Membenarkan perkataan Djamil, Sapitu, Pakanggi (penjaga keramat turun temurun) dari kamali Boneaka yang usianya memasuki 85 tahun menegaskan bahwa telur itu milik Kamali Boneaka, milik Putri Boneaka. Tahun 2022 ini, Kamali Boneaka menerima 20 butir telur, Kamali Putal dan Kamali Banggai Lalongo masing-masing 18 butir. Kedua kamali itu harus diberikan, karena dahulu di situ tempat tinggal paman Putri Boneaka.
“Ada pula pembagian untuk keraton, sama jumlahnya dengan telur untuk para juru mudi kapal,” kata Sapitu, Jum’at (09/12).