KALTIM – Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura memimpin misi dagang dan investasi Sulteng- Kaltim, di Ball Room salah satu hotel di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (10/11).
Dikesempatan itu, Rusdy Mastura mengungkapkan, hubungan perdagangan atara Sulteng dan Kaltim telah terjalin sejak zaman Belanda. Oleh sebab itu, pria yang akrab disapa Cudi itu mengajak kepada semua pihak untuk pertahankan dan lebih meningkatkan lagi kerjasama, agar kedepan Sulteng benar-benar menjadi wilayah penyuplai logistik untuk Ibu Kota Negara (IKN).
“Dan sayapun sangat setuju dan mendukung dibangunnya Ibu Kota Negara di Kalimantan, Misi dagang dan investasi ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian, dimana neraca perdagangan kedua provinsi akan dapat saling terdongkrak,” ucap Gubernur Sulten, saat memimpin misi dagang dan investasi.
Dikesempatan itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng, Ricard Arnaldo Djanggola mengatakan, misi dagang dan investasi itu untuk membangun kerjasama antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sulteng dan Kaltim sebagai upaya mensejahterakan masyarakat Sulteng dan Kaltim, melalui peningkatan usaha di pelbagai bidang, sesuai obyek dan ruang lingkup masing-masing OPD.
Menurut Ricard, komoditi yang diperdagangkan melalui temu bisnis itu yaitu, dari pelaku usaha pedagang komoditas ke dua daerah, dari bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, pertambangan, industri pariwisata termasuk UMKM dan ekonomi kreatif.
Ricard juga melaporkan, hingga Pukul 11.00 Wita, sebelum acara pembukaan, telah terjadi transaksi ekonomi senilai Rp 800 hingga 900 miliar. Dengan rincian transaksi, yaitu antar Perusahaan Daerah (Prusda) Pemprov senilai Rp.660 Miliar, Dinas Perkebunan dan Peternakan kurang lebih Rp 30 Miliar, Dinas Kelautan dan Perikanan kurang lebih Rp10 Miliar, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) bersama mitra, kurang lebih Rp 50 Miliar, Dinas Tanaman Pangan, kurang lebih Rp15 Miliar perbulan, dan hingga akhir tahun ini akan tercatat transaksi Rp30 Miliar. Beras Rp60 Miliar per bulan atau Rp 120 Miliar sampai dengan akhir tahun 2022.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim, H. Hadi Mulyadi mengungkapkan, di tahun 2023 akan terjadi krisis global termasuk krisis di Indonesia. Namun bisa menyiasati krisis itu dengan membangun perdagangan yang intensif antar provinsi yang ada di Indonesia.
“Apa yang dilakukan oleh Sulteng hari ini adalah terobosan yang luar biasa untuk membangun ekonomi kita,” katanya.
Wagub Kaltim juga menyampaikan, misi dagang dan investasi Jawa Timur (Jatim) dan Kaltim sebelumnya pernah dilaksanakan. Saat itu, transaksi misi dagang Jatim-kaltim hanya Rp700 Miliar dalam sehari. Namun, hari ini misi dagang dan investasi antara Sulteng-Kaltim hanya setengah hari, nilai transaksi telah mencapai Rp800 Miliar. “Hal ini tentunya sangat luar biasa dan ini akan membangun ketahanan ekonomi, ketahan energi dan ketahanan pangan di seluruh Nusantara,” tandas Hadi Mulyadi. (YAMIN)