PALU – Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memiliki lima komoditas unggulan di bidang kelautan. Lima komoditas unggulan tersebut adalah rumput laut, udang dan bandeng, ikan pelagis, ikan demersal dan ikan tawar (nila, mas, lele dan sidat).

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulteng, Moh Arif Latjuba, mengatakan, potensi budidaya rumput laut sebesar 540.012 hektar, sedangkan lahan tambak sebesar 42.095 hektar.

Kata dia, spesies dominan yang dibudidayakan pada rumput laut adalah eucheuma cottonii, E. spinossoum dan gracilaria.

Menurutnya, produksi rumput laut tahun 2019 e.cottoni sebesar 806,45 ribu ton yang basah, E spinossum 116,44 ton basah dan jenis glacilaria 7,35 ribu ton basah.

“Area terolah untuk budidaya rumput laut masih berkisar 4 persen dari total potensinya. Sejak tahun 2019, guna peningkatan kualitas dan kuantitas produk rumput laut, maka Pemprov Sulteng melalui Dinas Kelautan dan Perikanan mencoba mengembangkan budidaya rumput laut dengan sistem kultur jaringan,” ujar Arif Latjuba, Rabu (02/06).

Lanjut dia, pengembangan budidaya rumput laut di Provinsi Sulteng cukup tersedia dan potensinya menjanjikan. Di provinsi Sulteng, rumput laut berada di seluruh kabupaten/kota, kecuali Kabupaten Sigi.

“Potensi pengembangan rumput laut tersebar di beberapa klaster ,untuk klaster pertama terdapat di selat Makassar dengan luas 308,468,38 Ha tersebar di Kabupaten Buol, Tolitoli, Donggala dan Kota Palu,” tuturnya.

Sementara untuk kluster kedua terdapat di Teluk Tolo seluas 945,460,96 Ha, tersebar di Banggai, Banggai Kepulauan dan kluster Teluk Tomini dengan luas lahan 915.762,50 Ha meliputi Kabupaten Poso, Banggai, Parigi Moutong dan Tojo Una-Una.

Reporter : Irma
Editor : Rifay