ROA Ajak Para Pihak Kampanyekan Penghidupan Hijau

oleh -
Direktur ROA Muhammad Subarkah (baju kotak-kotak).

PALU – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Relawan Orang dan Alam (ROA)  mengajak semua pihak, pengambil kebijakan dan masyarakat wartawan untuk terus bersama-sama melakukan kampanye penghidupan hijau.

“Kami mengajak masyarakat bergabung dalam aliansi penghidupan hijau dalam rangka memperkuat masyarakat sipil untuk pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Ketua ROA Muhammad Subarkah kepada sejumlah wartawan di Palu, Rabu (17/1).

Bagi Subarkah, ajakan itu untuk menyerukan kepada semua pihak, agar mulai membangun dengan sesuatu yang ramah lingkungan dan memikirkan keberlanjutannya. Karena membangun tanpa memikirkan persoalan lingkungan di awal, sesungguhnya telah menciptakan kerugian yang lebih besar.

“Dalam setahun terakhir, kami terus mengampanyekan penghidupan hijau berkelanjutan, dan terus akan dilakukan  ditahun-tahun akan datang,” ungkap Subarkah.

Menurut Subarkah, untuk menciptakan hal itu, perlu sebuah komitmen politik yang kuat dari pemerintah, masyarakat dan sektor swasta. Ketimpangan dan kesenjangan dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang selama ini terjadi, sudah harus mulai ditekan.

BACA JUGA :  Emak-Emak Gelar Nobar Debat, Saksikan Jagoan Mereka Saksikan Hadianto-Imelda

Selain itu, perlu saling meningkatkan pemahaman, persepsi, saling berkordinasi dan meningkatkan pengawasan koloboratif dalam menciptakan pembangunan penghidupan hijau.

“Kami tidak melarang pembangun dan investasi, tetapi bagaimana hal itudiolah dalam hal pembangunan secara lestari dan adil, dalam hal, akses yang akan didapatkan oleh masyarakat,” tekan Subarkah.

Kata Subarkah, dalam prakteknya semestinya dilakukan bersama-sama, bukan hanya mendengarkan satu pihak saja, misalnya hanya mendengar keinginan investor saja atau hanya mendengar keinginan pemerintah saja, atau bahkan hanya ingin mendengar keinginan masyarakat saja.

“Jika itu terjadi, maka ketimpangan dan kesenjangan dipastikan terjadi dan itu merugikan pihak-pihak tertentu,” ungkap Subarkah.

Subarkah mencontohkan, dalah hal pengelolah SDA, sebagian besar yang dirugikan adalah masyarakat yang berada disekitarnya. Karena hak atas tanah dan sumber daya alam seringkali tidak jelas dalam peruntukannya.

BACA JUGA :  Logistik Surat Suara Pilkada Sulteng 2024 Tiba di Kantor KPU

Selain itu, perluasan perkebunan skala besar, pertambangan skala besar yang mengambil kawasan-kawasan hutan, terkadang menyingkirkan masyarakat dari sumber-sumber penghidupannya yang akhirnya berdampak pada kemiskinan. (FAUZI)

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.