BANGGAI – Mengenakan batik Nambo, pemilik nama lengkap Mohammad Rizky Nanda Hadju berdiri di podium dan mengucapkan beberapa baris kata dalam bahasa inggris yang fasih.
Pemuda asal Luwuk , Kabupaten Banggai itu baru saja menerima penghargaan dalam Konferensi 2.0 Pendidikan (Education 2.0 Conference) yang digelar di InterContinental, Dubai Festival City, UAE, pada Juni 2023.
Education 2.0 Conference adalah konferensi pendidikan yang didesain untuk pengembangan metode teaching and learning yang diikuti oleh perwakilan anak-anak muda yang memiliki kontribusi di dunia pendidikan. Ada kurang lebih 400 undangan yang hadir tetapi hanya 100 orang yang menerima penghargaan, dua orang dari Indonesia, dan ia satu di antaranya.
Rizky Hadju, sapaan akrabnya, mendapat penghargaan kategori Outstanding Leadership Award atas kontribusinya untuk pendidikan dan pembelajaran. Rizky bertutur, ada beberapa kategori penghargaan yang diterima orang-orang dalam konferensi tersebut.
“Kemarin pas saya sudah berangkat ke Dubai, ternyata ada juga orang Indonesia yang menerima penghargaan dengan kategori berbeda,” tutur Rizky.
Sistem seleksi untuk mengikuti konferensi dilakukan oleh pihak penyelenggara dengan menyisir profil-profil calon penerima penghargaan. Rizky dihubungi seseorang setelah melihat Curikulum Vitae (CV) yang ia pajang di aplikasi LinkedIn. Selanjutnya ia diwawancarai secara daring (dalam jaringan), dan setelah wawancara ia mengisi beberapa esai mengenai definisi kepimpinan, keterampilan-keterampilan atau inisiatif yang dimiliki saat ini yang digunakan untuk mengembangkan organisasi, dan lainnya.
Alumni penerima beasiswa LPDP program Magister Ilmu Kelautan di Utrecht University, Belanda tersebut membawa nama English Master (EM) dimana dia sebagai Founder, dan Youth 4 Education, sebuah platform kepemimpinan anak muda.
“English Master atau Kampung Inggris Luwuk, tepatnya di Jole, dibangun tahun 2018. Tapi saat covid kemarin sempat kebakaran, kelasnya tetap diadakan tapi online dan privat, kami juga pernah buat webinar international terkait beasiswa luar negeri. Kalau Youth 4 Education based nya di Bandung, itu platform untuk menjembatani orang-orang Indonesia yang mau melakukan student exchange di Vietnam, di Malaysia, dan negara-negara lain,” jelas sulung dari 4 bersaudara itu.
Rizky menyelesaikan Sekolah Menengah di SMP Negeri 2 Luwuk, SMA Negeri 2 Luwuk, dan S1 di Universitas Brawijaya Malang. Lelaki berusia 29 tahun itu selalu mendapat dukungan dari orang tua. Meski bukan kali pertama bagi putra mereka ke luar negeri, orang tua Rizky sangat antusias, dan memberikan berupa doa juga keuangan.
Untuk keberangkatannya ke Dubai, Rizky mengalami beberapa kesulitan terutama pada pembiayaan. Ia berangkat dengan dana pas-pasan, dan sempat tidur di bandara karena baru bisa booking hotel untuk 2 hari dari waktu seharusnya kurang lebih 4 sampai 6 hari.
“Cerita lucunya, saya dikira hanya menumpang tidur di musala bandara. Padahal sebelumnya, saya sempat salat juga. Saya tidur di musala itu karena saya lihat petugas bandara juga tidur di situ. Tengah malam saya dibangunkan, dipaksa keluar katanya mau dipanggil polisi. Tapi ketika mereka lihat nama saya ‘Muhammad’ nama Islam, jadi gak jadi dipanggil polisi. Tapi karena sudah diusir duluan, jadi saya hanya tidur sambil duduk di bandara,” curhatnya yang memiliki hobi sky diving, renang, bernyanyi, bermain piano dan gitar.
Selain mendapatkan out standing Leadership award, ia juga mendapatkan mendapatkan lisensi untuk scuba diving tahun 2015. Selain itu, ia juga mendapatkan sertifikat dari Pemerintah Banggai sebagai pemuda berprestasi.
Beberapa prestasi lainnya adalah menjadi The Best Team di Utrecht University Marine Science Oral Presentation 2019, Delegasi Lingkungan Muda di Rusia, Cumlaude dengan masa studi 3,5 tahun untuk studi S1, menjadi pembicara pada sharing-sharing beasiswa dan sesi diskusi lainnya, menjadi master icon program magister untuk mahasiswa internasional di Utrecht University, dimana poster dan web, memasang wajahnya.
Reporter : Iker