Rilis Data Kasus DBD Morowali, Pihak IMIP Mengaku Keliru

oleh -

MOROWALI – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) memberikan klarifikasi terkait data jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali yang dinilai sejumlah kalangan kurang tepat.

Koordinator Divisi Komunikasi dan Hubungan Media PT IMIP, Dedy Kurniawan mengatakan bahwa pihaknya tidak lengkap dalam memberikan penjelasan terkait hal itu. Menurutnya, data mengenai jumlah pasien DBD sepanjang Januari 2022 yang mencapai lebih dari 100 orang itu diperoleh dari Puskesmas Bahodopi.

“Namun saat mengeluarkan rilis terkait kegiatan fogging kemarin, kami tidak memasukkan penjelasan yang menyebut bahwa dari jumlah 100 orang itu hanya 45 diantaranya yang sudah dinyatakan positif DBD. Sementara sisanya masih berstatus terduga DBD. Penjelasan teknis ini yang kami khilaf dan lupa memasukkannya dalam rilis berita yang diterbitkan kemarin,” kata Dedy, Rabu (23/03).

Dedy mengatakan, pihaknya meminta maaf jika ada pihak-pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan yang kurang lengkap tersebut. Pihaknya berjanji, hal tersebut tak akan terulang lagi.

Menurut Dedy, pihaknya sangat terbuka dan membuka ruang diskusi secara terbatas bagi para pihak yang merasa dirugikan terkait ketidaklengkapan informasi tersebut.

“Diskusinya bukan di medsos ya,” kata Dedy dengan nada bercanda.

Seperti diberitakan sehari sebelumnya, PT IMIP melakukan kegiatan fogging di lima desa di Kecamatan Bahodopi. Kegiatan itu dilakukan guna menekan dan mencegah penyebaran virus DBD.

Kegiatan fogging itu sendiri merupakan kerjasama PT IMIP bersama Pemerintah Kabupaten Morowali dan Pemerintah Kecamatan Bahodopi serta sejumlah komunitas masyarakat yakni Kerukunan Keluarga Palopo Morowali (KKPM), Kerukunan Pekerja Luwu Raya (KPLR), Kerukunan Keluarga Panrita Lopi (KKPL), Kerukunan Keluarga Luwu Timur (KKLT), Gondrong Morowali (GM) dan Solidaritas Anak Rantau Morowali (SARM).

Sebelum fogging dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan survey penyebaran jentik nyamuk aides aegypti. Dari hasil survey tersebut, diketahui ada lima desa di Kecamatan Bahodopi yang dinilai tingkat penyebaran jentik nyamuknya cukup tinggi yakni Desa Labota, Fatufia, Keurea, Bahodopi dan desa Bahomakmur.

“Selain fogging, kami juga memberikan sosialisasi dan membagikan bubuk abate kepada masyarakat di kelima desa itu,” kata Koordinator Divisi Comdev/CSR PT IMIP, Tommy Prayogo.

Pelaksanaan program fogging itu merupakan yang kedua dilakukan PT IMIP. Tahun 2019 lalu, program yang sama juga telah dilakukan di sejumlah desa di Kecamatan Bahodopi.

“Selain itu tahun 2020 lalu, kami juga telah memberikan bantuan alat fogging kepada pemerintah Kecamatan Bahodopi,” kata Dedy.


Reporter : Harits
Editor : Yamin