Rika Pratiwi, Peraih Beasiswa PPA Kemenristekdikti Ini Dapat IPK Tertinggi

oleh -
Rika Pratiwi (tengah) anak petani asal Desa Tambarana yang meraih IPK tertinggi. (FOTO: MAL/IWANLAKI)

Pagi itu, di lantai dua, tepatnya di Aula Guru Tua, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, (FKIP), Universitas Alkhairaat, (Unisa), sedang berlangsung pengambilan sumpah janji kelulusan Sarjana Pendidikan (Yudisium), bagi 32 mahasiswa oleh Dekan FKIP, Idrus Aljufri.

Di antara puluhan mahasiswa berseragam jas almamater warna biru itu, ada seorang yang nampak berbeda dari rekan-rekannya. Gadis manis yang duduk paling depan itu terlihat menahan haru, sesekali menunduk menahan air bening di sudut matanya.

Rika Pratiwi nama gadis itu. Air mata puteri sulung pasangan Surnarmi dan Misno,  petani asal Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara itu tidak mampu dibendung lagi saat namanya disebut oleh Kepala Bagian Akademik, Nasrullah sebagai yang terbaik dengan predikat pujian (cumlaude) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,56.

BACA JUGA :  Pemda Banggai Raih Penghargaan Kekayaan Intelektual

Rika Pratiwi langsung mengucap syukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada kedua orang tuanya.

“Terima kasih ya Allah, terima kasih mama papa atas segala jerih payah kalian saya bisa meraih ini,” ujarnya singkat, akhir pekan lalu.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini adalah peraih beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari Kemenristekdikti. Dia dikenal ulet dan pekerja keras. Dia berhasil mempertahankan karya ilmiahnya yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Titip Rindu Buat Ayah Karya Ebiet G. Ade”.

Dekan FKIP, Idrus Aljufri mengapresiasi pencapaian yang diperoleh anak didiknya.

“Pertahankan prestasimu, yang terpenting itu berprestasi di masyarakat, di situ intinya,” kata dekan.

BACA JUGA :  Gubernur Sulteng Kukuhkan Pengurus APDESI Donggala: Dorong Transparansi dan Inovasi Desa

Dia juga menekankan agar hubungan batin tidak  boleh terputus antara alumni dan almamater.

“Tunjukan kualitas kalian baik sebagai guru maupun pekerjaan lain yang diamanahkan pada kalian,” katanya.

Dia mengatakan, proses pendidikan yang diperoleh di kampus masih belum seberapa.

“Silahkan kembangkan diri kalian sesuai dengan kemampuan. Jangan terlalu berharap menjadi pegawai negeri,” hematnya.

Dekan juga berpesan agar menjaga nama baik almamater. Hal itu menjadi penting karena  pergaulan sosial yang baik di masyarakat akan memberikan dampak positif bagi citra kampus.

BACA JUGA :  Ahmad Ali Tegaskan Komitmen Melawan Korupsi dan Janji Bangun Sulteng

Dia berharap, keberadaan alumni menjadi ujung tombak di masyarakat untuk meluruskan  informasi  yang  keliru tentang Unisa. Dekan juga menilai militansi alumni sangat penting untuk mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas fakultas. (IWANLAKI)