Ribuan Warga di Area Galian C Terpapar ISPA, Dinkes Palu: Belum Tentu Akibat Debu

oleh -
Ilustrasi. (media.alkhairaat.id)

PALU – Puskesmas Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi, mencatat sebanyak 2.160 warga di Kelurahan Buluri dan Watusampu yang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Tahun 2023.

Angka ini terdiri dari 1.052 laki-laki dan 1.108 perempuan, dengan kategori masing-masing untuk lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun sebanyak 60 orang, dewasa di bawah 60 tahun 1.365 orang, anak-anak usia 5 sampai 9 tahun sebanyak 587 orang dan anak-anak 0 sampai 5 tahun 140 orang.

Data ini diperoleh oleh tokoh pemuda Kelurahan Buluri di puskesmas setempat, beberapa waktu lalu.

Buluri dan Watusampu sendiri merupakan dua kelurahan yang ada di Kota Palu, tempat beraktivitasnya perusahaan galian C yang mengeruk material batuan dari pegunungan.

Aktivitas itu sendiri sudah dikeluhkan masyarakat karena menimbulkan polusi debu dan mengganggu kehidupan masyarakat setempat.

Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu, dr Rochmat Jasin Moenawar, yang diwawancarai awak media ini, Jumat (31/05), menyatakan, penyebab ISPA di dua kelurahan itu belum tentu karena debu yang ditimbulkan dari aktivitas galian C.

“Di Palu banyak kasus ISPA dan dibandingkan dengan wilayah lain juga hampir sama jumlahnya. Jadi kita tidak bisa men-judge bahwa itu disebabkan oleh debu. Artinya tidak bisa kita menentukan bahwa ini diakibatkan karena debu. Tidak bisa dikatakan ini karena banyak debu makanya banyak ISPA,” katanya.

Menurutnya, di wilayah yang jauh (dari lokasi tambang galian C) seperti Kelurahan Silae, kasus ISPA-nya juga sama.

“Karena debu ini kan yang nampak dari mata, maka diimbau kepada masyarakat kalau ke mana-mana menggunakan masker,” ujarnya.

Ia mengaku tidak mau mengatakan bahwa tidak mutlak penyakit ISPA disebabkan oleh aktivitas galian C.

“Cuma memang salah salah satu penyebab ISPA itu bisa saja debu, virus, zat kimia. Memang debu secara umum mengganggu kesehatan. Tapi Dinas Kesehatan tidak bisa mengatakan bahwa penyebab ISPA karena debu galian C, karena tidak ada penelitian,” jelasnya.

Ketika ditanya apakah ada upaya dinkes untuk melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan penyakit, khususnya ISPA di wilayah-wilayah yang banyak debu tersebut, menurutnya Dinkes tidak fokus di satu wilayah saja.

“Khusus untuk penyakit ISPA, semua wilayah dilaksanakan edukasi. Kalau difokuskan hanya khusus di Buluri, maka sama saja menjustifikasi bahwa penyebab penyakit ISPA di daerah tersebut adalah karena debu. Dinas Kesehatan tidak bisa melakukan itu. Kalau memang penyebabnya karena debu, maka harus ada penelitian,” jelasnya.

Menurutnya, edukasi yang dilakukan kepada masyarakat, yakni bagaimana menjaga pola hidup bersih dan sehat. Jika memang tinggal di daerah yang berdebu, maka bagaimana makan yang bagus, jika keluar rumah harus menggunakan masker dan sering mencuci tangan.

Pihaknya mengaku sudah menindaklanjuti kasus ISPA tersebut ke puskesmas terkait agar melakukan edukasi kepada masyarakat.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay