PALU – Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sulawesi Tengah bersama 13 UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) membagikan 1.200 paket produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), pada momen peringatan HUT ke-75 RI, Senin (17/08).
Paket tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kadis Kehutanan, Nahardi, kepada Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur juga ikut meresmikan Gerai KPH se-Sulteng.
“1.200 paket ini sebagai salah satu bentuk kepedulian Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah dalam situasi pandemi Covid-19 dengan melibatkan seluruh UPT KPH yang ada, di mana semua UPT KPH bersama kelompok usaha binaan memproduksi produk-produk unggulan masing-masing seperti yang dapat dilihat di gerai yang hari ini diresmikan oleh Gubernur,” ujar Nahardi.
Ia menyebutkan beberapa produk yang ada, di antaranya gula semut, madu, kelor, dan kopi yang merupakan hasil hutan bukan kayu yang berasal dari KPH Dampelas Tinombo, KPH Dolago Tanggunung, KPH Banawa Lalundu serta beberapa produk Hasil Hutan Kayu furniture kayu jati dari KPH Sintuwu Maroso Poso dan beberapa produk lainnya.
“Dibukanya gerai ini merupakan wujud dari implementasi visi dan misi serta peraturan daerah terkait pengelolaan hutan lindung dan hutan produksi oleh KPH,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Dinas Kehutanan bersama KPH, atas pencapaiannya dalam membangun kehutanan di Sulawesi Tengah bersama masyarakat di sekitar kawasan hutan.
“Ini tentunya menjadi sebuah pencapaian pembangunan daerah yang berkontribusi dalam peningkatan ekonomi masyarakat melalui kerjasama-kerjasama dan pembinaan KPH yang terus-menerus memberikan penguatan kapasitas sumberdaya manusia. Semoga produk-produk hasil hutan bukan kayu ini bisa kompetitif dengan produk lainnya,” harap Gubernur.
Ia berharap kepada Dinas Kehutanan agar lebih mengoptimalkan pemberdayaan-pemberdayaan kepada masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan maupun dalam kawasan hutan, guna mendukung pencapaian perhutanan sosial dan meminimalisir terjadinya konflik tenurial.
Usai meresmikan Gerai KPH, Gubernur kemudian melihat-lihat sejumlah produk hasil hutan bukan kayu yang merupakan produk KPH se-Sulteng yang dipajang dalam gerai. (RIFAY)