PALU – Wakil Ketua Komisi I, DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Wiwik Jumatul Rofi’ah, mengakhiri reses masa persidangan ke-1 tahun ketiga di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Senin (06/12).

Pada kegiatan reses ini di kompleks BTN Pengawu ini, turut hadi Lurah Pengawu, Hafsah dan Sekretaris DPD PKS Kota Palu, Moh Handri Oktora.

Warga cukup antusias mengikuti jalannya reses dari awal hingga akhir. Wiwik meyakini, antusias warga yang hadir adalah bentuk kepedulian untuk sama-sama berkontribusi dalam pembangunan di Kota Palu.

Dari jalannya reses, mengerucut sejumlah permintaan warga yang langsung disahuti oleh Wiwik Jumatul Rofi’ah dan diupayakan terealisasi, minimal pada anggaran perubahan tahun 2022, atau paling lambat di tahun anggaran 2023 mendatang, melalui dana aspirasi atau pokok-pokok pikiran (pokir) anggota DPRD Sulteng.

Sejumlah usulan yang dimaksud adalah perbaikan jalan lingkungan, khususnya Jalan Asyakirin yang ada di komplek BTN serta bantuan usaha untuk ibu-ibu dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBe). Satu aspirasi lainnya juga akan diupayakan, yakni pembangunan kamar mandi dan tempat wudhu di Masjid Asyakirin Pengawu.

Usulan perbaikan jalan dan bantuan untuk Masjid Asyakirin berasal dari Ketua RW VI, Dandilau, serta kesepakatan bersama dengan warga setempat. Sementara bantuan KUBe berasal dari usulan ibu-ibu yang memiliki usaha rumahan.

“Tapi khusus untuk bantuan di Masjid Asyakirin, kita akan lihat dulu, karena sebelumnya sudah ada proposal yang dimasukkan masyarakat ke Pemprov Sulteng. Jadi kalau itu sudah dipastikan terealisasi, maka tentu tidak bisa lagi kita anggarkan dari pokir,” kata Wiwik.

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahter (PKS) DPRD Provinsi Sulteng itu mengatakan, pada tahun-tahun anggaran sebelumnya, 100 persen yang ia janjikan selama reses, ditepati.

“Walaupun memang banyak usulan yang masuk, tapi minimal dua yang kita janjikan, itu terealisasi semua. Karena memang tidak semua usulan yang masuk bisa disahuti, mengingat dana pokir yang melekat di masing-masing anggota DPRD terbatas. Biasanya usulan yang kita realisasikan adalah program yang sudah berulang kali diusulkan di musrembang, namun tidak kunjung dilaksanakan,” terangnya.

Permintaan yang nyaris sama juga disampaikan warga di tiga titik reses sebelumnya, yakni di Kelurahan Lolu Selatan, Kabonena dan Kelurahan Boyaoge.

“Jadi kebanyakan adalah pemberdayaan usaha kecil menengah karena memang kondisi sekarang masyarakat sedang kesusahan di bidang ekonomi,” katanya.

Selain itu, kata dia, ada juga usulan perbaikan infrastruktur yang menjadi tanggung jawab provinsi, termasuk jalan lingkungan serta sarana dan prasarana pendidikan, khususnya swasta.

Pada kesempatan yang sama, Lurah Pengawu, Hafsah mengucapkan terima kasih kepada Wiwik Jumatul Rofi’ah yang telah mau hadir menemui masyarakatnya. Ia berharap, pertemuan tersebut bisa memberi manfaat bagi masyarakat Pengawu.

“Besar harapan kami, Ibu Wiwik bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat Pengawu,” kata Lurah. (RIFAY)