POSO – Relawan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) terpilih, Anwar Hafid dan Reny Lamadjido, di Desa Katu, Kecamatan Lore Tengah, mendesak pemerintah provinsi segera membuka akses jalan penghubung antara Desa Katu dan Desa Rompo.

Desakan itu disampaikan langsung oleh Adriansa Manu, Koordinator Desa Jaringan Pemenangan Anwar-Reny dan anggota Relawan Samrat Berani, dalam keterangannya kepada media ini, Ahad (2/6).

Menurut Adriansa, program unggulan “Berani Lancar” yang dijanjikan pasangan Anwar-Reny selama masa kampanye harus segera direalisasikan, khususnya di wilayah-wilayah terpencil seperti Desa Katu yang telah lama mendambakan akses jalan yang layak.

“Sejak awal konsolidasi relawan, program ini selalu disampaikan secara berulang. Kami optimis dan bersemangat mensosialisasikannya kepada masyarakat. Tapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda pembukaan jalan ke Katu,” ujar Adriansa.

Ia menambahkan, jalan sepanjang delapan kilometer yang menghubungkan Desa Katu dan Rompo sangat penting untuk mendukung aktivitas ekonomi, pendidikan, dan kesehatan warga.

“Katu adalah salah satu produsen kakao terbesar di Lore Tengah. Tanpa jalan yang memadai, hasil pertanian sulit dipasarkan, anak-anak kesulitan bersekolah, bahkan ibu hamil bisa melahirkan di jalan karena tak sempat sampai fasilitas kesehatan,” jelasnya.

Adriansa berharap, dalam 100 hari pertama pemerintahan Anwar-Reny, pembukaan akses jalan ini bisa menjadi prioritas utama.

Menurutnya, realisasi janji kampanye akan menjadi penilaian serius dari masyarakat, sekaligus menjaga marwah relawan di hadapan konstituen.

“Kami hanya meminta satu hal: buka jalan dari Rompo ke Katu. Itu impian masyarakat sejak lama, dan kami percaya Pak Anwar dan Ibu Reny bisa mewujudkannya,” katanya.

Hingga kini, akses jalan yang rusak parah membuat masyarakat harus bergotong royong memperbaikinya secara swadaya, terutama di musim hujan saat jalanan licin dan berlubang.

“Anak-anak naik motor ke sekolah di Rompo setiap hari. Jalan licin dan berkubang sangat membahayakan. Kami yang dewasa saja sering jatuh, apalagi anak-anak,” tutupnya.*/Nanang