PALU – Pilkada serentak Tahun 2020 ini dinilai masih rawan dari serangan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Kemunculan isu tersebut rentan menimbulkan konflik dan perpecahan di masyarakat.
Selain SARA, masyarakat juga masih diresahkan dengan maraknya informasi palsu atau hoax terkait pesta demokrasi ini, sehingga dikhawatirkan bisa mengganggu proses Pilkada dan menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat atau simpatisan pasangan calon yang akan maju nanti.
“Harapan kami Pilkada serentak yang akan berlangsung di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah, termasuk Kabupaten Sigi bisa berjalan dengan damai, aman, penuh kegembiraan, tanpa ada gerakan yang bisa mengganggu pemilu dan menimbulkan keretakan sosial,” kata Yoyon Abdullah, Koordinator Relawan Merah Putih Kabupaten Sigi dan Donggala, Rabu (05/02).
Dia mengatakan, di era digital ini, hampir semua orang dapat menggunakan internet di manapun dan kapanpun. Namun karena kurangnya edukasi dan kesadaran mengenai etika dalam menggunakan internet membuat sebagian orang bebas membuat konten atau pernyataan yang kadang tidak dicari tahu dulu kebenarannya.
Untuk itu, ia juga berharap kepada seluruh pihak untuk menahan diri satu sama lain agar tercipta proses demokrasi yang berkualitas.
“Mari kita membangun solidaritas, bukan dengan intoleransi dan hoaks,” katanya.
Intinya, kata dia, pihaknya di Relawan Merah Putih Kabupaten Sigi dan Donggala, siap membantu aparat kepolisian dalam menangkal berbagai isu yang berbau SARA, hoax dan ujaran kebencian, demi terwujudnya Pilkada yang aman, damai dan berkualitas.
“Kami Relawan Merah Putih menyatakan sikap siap menjaga kamtibmas dan menolak berita hoax serta isu SARA pada pelaksanaan Pilkada serentak Tahun 2020,” pungkasnya. (RIFAY)