PALU – Relawan dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kelrurahan Pantoloan melakukan penanam mangrove di wilayah pesisir pantai Pantoloan, pekan lalu.
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pemulihan ekosistem wilayah pesisir dan merupakan keberlanjutan pengembangan program desa/kelurahan tangguh bencana berdasarkan prinsip Mojagai Katuvua (Menjaga Alam) yang difasilitasi oleh Perkumpulan Imunitas, didukung Caritas Germany.
Pemukiman di wilayah pesisir Pantai Pantoloan sendiri menjadi salah satu yang terdampak pada peristiwa bencana alam tanggal 28 September 2018 lalu.
Ketua forum PRB Pantoloan, Moh Dzaar, mengatakan, kegiatan ini melibatkan hampir seluruh unsur masyarakat Kelurahan Pantoloan.
“Kami juga melibatkan siswa-siswi sekolah dasar untuk mengenalkan lebih dini terkait usaha konservasi lingkungan khususnya di wilayah pesisir pantai,” ujarnya.
Sementara itu, Lurah Pantoloan, Ramli Latembo, berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar, serta dapat memperbaiki ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat.
“Harapannya, ke depan wilayah Pantoloan, khususnya yang berada di pesisir pantai, ekosistem lautnya bisa dapat terjaga dan masyarakat pun dapat memanfaatkannya secara arif dan bijaksana,” jelasnya.
Ia juga berharap ke depan semakin banyak program yang berfokus pada mitigasi bencana, terutama di wilayah pesisir Pantai Pantoloan yang sinergi dengan program pemerintah daerah.
Koordinator Program, Moh. Safir, saat ditemui di Kantor Imunitas, Senin (18/07), mengatakan, wilayah pesisir Pantoloan ini dipilih berdasarkan tingkat ancaman yang dimiliki.
“Dari hasil kajian risiko bencana, ancaman tertinggi di wilayah Pantoloan ini adalah gempa dan tsunami, sehinga perlu melakukan adaptasi ketangguhan masyarakat terhadap bencana,” ujar Safir. *